Turbulence Mesra

Ditulis: 11 Maret 2018

Jangan terkecoh dengan judul diatas. Semata agar Anda tertarik membacanya. Saya meniru berita-berita hoax yang kerap menuliskan judul bombastis dan menarik minat. Nah, soal judul yg menarik ini menjadi satu poin yang perlu diperhatikan pada penulisan artikel.

Benar, turbulence itu berakibat guncangan. Tempo hari saya mengalaminya pada satu penerbangan. Cukup kuat hingga banyak penumpang berteriak. Tak terkecuali seorang wanita muda yang duduk di kursi lorong sebelah saya. Saya duduk tepat di pinggir jendela, sementara kursi tengah kosong.

Saat pesawat mulai mengalami turbulence, perempuan muda berjilbab ini sudah ketakutan. Saya baru menyadarinya ketika tiba-tiba dia menyorongkan badan ke arah saya dan bilang, "saya boleh pegangan tangan bapak". Oh Tuhan, betapa rejeki itu memang tak pernah terduga dan tak mesti berupa uang. Sayangnya, kenapa dia panggil saya bapak. 

Secepat kilat saya ulurkan tangan kiri dan kemudian tangan kanannya berpegangan pada tangan saya dengan wajah cemas. Mulutnya komat kamit merapal doa.

Bahwa ada mazhab berpendapat: bersentuhan dengan yang bukan muhrim itu haram, saya sudah paham. Tapi dalam situasi seperti itu masak saya menolak. Batin saya berkata, ini darurat. Selain, jiwa lelaki - yang senang melindungi-, tak bisa saya tolak. 

Sumpah, saya tidak curi-curi kesempatan meski naluri nakal itu juga ada. Agar tak bersentuhan kulit, tangan kiri yang saya ulurkan tadi sudah saya tutupi dengan selimut. Jadi, itu fitnah kalau dibilang kami berpegangan tangan. Yang benar, wanita cantik itu berpegangan pada selimut. Nah, di dalam selimut itu ada tangan saya. 

Kesimpulannya: rejeki itu kadang hadir di tengah situasi yang menegangkan. Maka, wahai para pria, berdoalah untuk bisa mendapat kesempatan seperti saya. 

Lalu, bagaimana endingnya? Apakah seperti di film-film itu? Anda jangan berkhayal ini akan seperti cerita film "Surga yang tak dirindukan". Mungkin dari peristiwa ini saya mendapat inspirasi untuk menulisnya menjadi sebuah cerpen. Tentu akan saya dramatisir sesuai imajinasi saya.
So, apa imajinasi Anda?

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi