Agar Karir Tidak Berhenti
Ditulis: 18 Agustus 2017
Karir adalah perjuangan sekaligus penghargaan organisasi bagi para anggotanya. Dalam satu organisasi terdapat beberapa jabatan mulai dari jabatan tertinggi sampai dengan jabatan terendah dan tentu sebagian besar merupakan anggota biasa yang tidak menyandang jabatan. Dari anggota biasa inilah karir seseorang akan terus meningkat mulai dari jabatan terendah hingga puncak. Biasanya jumlah jabatan terbatas, tidak sebanyak anggotanya.
Misalnya: dalam satu organisasi terdapat 10 jabatan dari terendah sampai tertinggi: 1 jabatan puncak, 3 jabatan menengah dan 6 jabatan bawah yang masing-masing terdiri atas 4 orang anggota biasa. Bila orang-orang yang duduk di 3 level jabatan tersebut berusia relatif muda dengan masa pensiun yang masih cukup lama, maka yang terjadi adalah pengembangan karir akan berhenti. Setinggi apapun pendidikan dari 6 orang yang duduk di level jabatan bawah, ia tak akan pernah beranjak dari tempatnya karena 3 jabatan menengah masih terisi. Begitu pula 24 orang anggota biasa, tak akan bisa naik ke jenjang lebih tinggi, karena 6 jabatan yang memungkinkan, diisi oleh orang-orang muda. Mereka baru bisa menggantikan jika orang-orang itu mati atau pergi dari organisasi. Bukan berarti menyalahkan orang-orang muda yang duduk dalam jabatan. Itu sudah menjadi keniscayaan. Jaman ini tidak pantas lagi bila menggunakan sistem urut kacang dan senioritas. Namun bila terus dibiarkan kondisi seperti ini tentu tidak sehat. Bisa-bisa akan terjadi demotivasi khususnya di level anggota biasa, dimana mereka bekerja sekeras apapun tidak akan pernah bisa naik jabatan.
Lalu apa solusinya?
1. Pengembangan organisasi dengan menambah jumlah jabatan (struktural)2. Pengembangan jabatan fungsional
3. Mendorong dan memberi kesempatan anggota berkarir di organisasi lain (inisiatif anggota)
4. Organisasi secara aktif menawarkan anggotanya pada organisasi lain (inisiatif organisasi)
Dari contoh kecil organisasi tersebut mari kita tarik ke organisasi riil saat ini. Saya kira kita sedang mendapati kondisi yang mengarah kesana. Karena itu perlu diantisipasi. Solusi 1 dan 2 adalah hal biasa yang sedang dan dalam proses pengerjaan. Yang lebih menarik adalah solusi 3 dan 4, bagaimana kedua hal itu bisa mewujud dan terlembagakan, tidak sekedar temporer dan situasional