Palu..., Gempa Pasti Berlalu!

Ditulis: 13 Oktober 2018

Pagi itu, 8 Oktober 2018. Tepat pukul 5 WITA kami mulai boarding. Ke pesawat Hercules. Ini pengalaman pertama kami. Naik Hercules. Dari Makassar ke Palu.

Kami membersamai Dirjen dan Sesditjen Perbendaharaan. Untuk menengok saudara-saudara kami. Di Kanwil DJPb Sulteng dan KPPN Palu. Sejenak menemani mereka. Berempati. Turut merasakan apa yang mereka alami. Melihat kondisinya. Mendengarkan mereka. Atas pengalaman dahsyat. Gempa.

Contohnya Pak Kabu Kanwil itu. Dia bercerita. Seandainya 2 menit lebih cepat masuk rumah, habislah dia. Tertimpa reruntuhan atap rumah. Seperti mobil itu. Yang parkir di garasi. Rusak parah.

Pak Kepala KPPN Palu juga bercerita. Sore itu sebenarnya ada undangan acara di Talise. Ada acara Pemda yang meriah. Di pinggir pantai yang tersapu tsunami itu. Beruntung tidak buru-buru hadir. Ternyata, Maghrib terjadi gempa. Disusul tsunami.

Begitu juga Pak Kabid PPA1. Dia bercerita. Belum lama ia beli tanah. Sekarang tanahnya "hilang". Bergeser karena gempa. Rumahnya juga rusak.

Alhamdulillah. Seluruh pegawai DJPb Palu selamat. Istri dan anak-anak mereka juga selamat. Memang, ada beberapa sanak keluarga pegawai honorer yang menjadi korban.

Sampai tulisan ini dibuat, rata-rata mereka masih tidur di tenda. Di halaman rumah. Masih trauma dengan gempa. Dan juga gempa susulannya. Berkali-kali.

Karena itu, kami perlu memberikan support. Baik materiil maupun moril. Agar DJPb Palu dapat segera recovery. Bangkit kembali. Mengawal APBN, membangun negeri.

"Palu... Gempa pasti berlalu." Kompak. Kami meneriakan itu. Bersama. Seluruh pegawai. Yel-yel pembangkit semangat.

Kunjungan ini juga untuk melihat langsung. Kebutuhan apa yang diperlukan oleh para pegawai. Dan keluarganya. Mendengarkan permintaan mereka. Termasuk bagaimana memulihkan mental mereka. Yang mengalami trauma.

Sejatinya DJPb telah bergerak cepat. Mengaktifkan kembali layanan publik. 5 hari setelah gempa. 3 Oktober. Layanan KPPN Palu kembali beroperasi. Di dalam tenda. Dengan kondisi yang terbatas. Satker-satker mulai datang. Untuk mengajukan SPM. Dan KPPN Palu berhasil menerbitkan SP2D. Yang artinya, proses pencairan dana berhasil dilakukan.

Begitulah. Kunjungan Dirjen ini juga dalam rangka itu. Mengevaluasi layanan darurat. Yang harapannya, layanan darurat ini dapat segera normal kembali. Tentu infrastruktur yang utama. Gedung kantor, rumah dinas dan sarpras. Bagaimana dapat segera dibangun kembali. Memang akan butuh waktu. Maka, perlu dipikirkan alternatifnya. Sewa ruko. Yang aman dari jalur gempa. Atau bikin bangunan semi permanen. Yang aman dari gempa.

Proses pencairan dana juga menjadi konsen. Agar tetap dalam koridor dan akuntabel. Khususnya, pencairan dana atas proyek-proyek yang kena gempa. Yang sudah dinyatakan selesai atau telah memenuhi termin pembayaran kesekian. Padahal, kini fisiknya hancur.

Tak hanya sebatas kantor DJPb. Dirjen dan rombongan bergerak ke Kantor Pajak. Dan KPKNL. Sebagai sesama Kemenkeu. Untuk berempati. Saling peduli. Memberikan semangat untuk bergerak bersama. Bersinergi. Bangkit kembali.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi