Program Menulis

Ditulis: 21 Januari 2018

Mulailah dengan membisikan mantra ini 3 kali: "menulis itu mudah." Sudah? Lalu tulislah semua yang tergambar dalam pikiran. Seperti saat saya menuliskan ini. Saya sedang membayangkan semua pejabat bisa menulis tentang pengalamannya bekerja, pengalamannya di suatu daerah, pengalamannya menghadapi masyarakat dan adat setempat. Kisah pengalaman itu kemudian dikirimkan ke unit yang akan menggabungkan semua tulisan menjadi sebuah buku. Jadilah apa yang saya sebut wawasan local wisdom. Apa manfaat buku ini? Banyak. Selain untuk meningkatkan kompetensi sosiokultural bagi pembacanya, setidaknya kita bisa menulis.

Bila masih kesulitan untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiran, coba gunakan cara ini. Saya yakin semua memiliki smartphone yang di dalamnya ada fitur perekam. Buka fitur itu. Lalu silakan anda ngomong pengalaman anda seharian tadi, misalnya anda baru saja bertemu dengan mitra kerja dan berhasil memberikan saran atas masalah yang dihadapi, atau apa saja cerita kejadian yang menimpa anda hari ini. Dengarkan kembali rekaman itu dan tulislah omongan anda itu. Dengan beberapa proses editing, saya yakin itu akan menjadi sebuah tulisan.

Masih juga kesulitan menulis? Berarti anda butuh contoh tulisan yang bisa anda tiru cara dan gaya tulisannya. Silakan googling tulisan-tulisan Dahlan Iskan, lalu baca berulang-ulang. Buku kumpulan tulisan beliau juga banyak di toko buku. Cobalah gaya tulisannya yang bertutur, seperti orang bercerita.
Sementara itu dulu targetnya. Tidak usah muluk-muluk ingin menulis karya ilmiah apalagi jurnal, meski sebenarnya struktur tulisannya lebih jelas. Yang diperlukan lebih banyak pada data dan kemampuan analisis. Jadi, yang bikin lama disini risetnya.

Menulis itu memang butuh proses dan anda akan menemukan jalannya sendiri dan gaya anda sendiri. Silakan mencoba.. Percaya saya.. Tidak ada itu soal bahwa kewajiban menulis itu memberatkan, lha wong cuman 1 tulisan dalam 3 bulan. Yang memberatkan itu kalau anda diminta untuk angkat-angkat batu gunung.

Dan jika ternyata anda masih juga mengeluh tidak bisa menulis, sekarang saya tanya: anda posting tulisan di fesbuk itu apa bukan tulisan? Cobalah memposting foto yang anda senangi, lalu ceritakan apa yang terjadi dengan foto itu dengan lebih detil.

Terakhir, bila anda masih ngotot kalau menulis itu sulit dan tidak bisa dipaksakan kepada semua orang, silakan tulis WA, sampaikan ke saya semua alasan dan kondisi anda yang membuat anda susah menulis. Sebelum dikirim baca kembali tulisan protes itu. Nah, apa itu bukan tulisan?

Masih juga ngeyel? Ya sudah, pergi aja ke laut, mancing, sambil baca buku. Selama seminggu lakukan itu. Di hari ketujuh, anda pasti bisa menulis. Selamat mencoba. 
Salam literasi. 

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi