Hijrah

Ditulis: 1 September 2019

Selamat datang Muharram. Bulan dimana dulu Nabi berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Pun bulan dimana sekarang banyak beredar nasehat untuk berhijrah. Dan juga bulan bertepatan sebagian orang sedang atau akan melakukan hijrah. Ada yang hijrah tempat, ada yang hijrah sikap, ada pula yang hijrah pemikiran dan gaya hidupnya. Sebagian diantaranya ada juga yang hijrah hatinya. Yang dalam hal ini seharusnya bermakna baik. Seperti hatinya menjadi pemaaf, tak mendendam, tak lagi iri dengki dan segala sifat-sifat hati bersih lainnya.

Tentu pula ada hijrah hati yang bermakna ganda. Bagi pelakunya menganggap hal itu baik, tapi bagi pihak lainnya menyebutnya pengkhianatan. Meski sejatinya sudah ada lagu yang judulnya tak bisa ke lain hati. Sebuah lagu yang memotivasi untuk terus setia, walau diluar sana, godaan itu begitu dahsyat. Sebab pergaulan, kecantikan, kegagahan, kekayaan, kejauhan, segala macam keinginan dan karena media sosial.

Hijrah artinya pindah. Bisa dimaknai perubahan. Atau transformasi bahkan mungkin revolusi. Belakangan ini, setiap melihat orang yang diistilahkan hijrah, selalu ditandai dengan perubahan pemikiran termasuk cara berpakaian dan penampilan. Perubahan penampilan biasanya berawal dari perubahan mindset atau pemahaman. Entah apakah pemahaman itu benar atau salah menurut sebagian kelompok lainnya. Tentu bagi kelompok itu merupakan pemahaman yang benar. Bisa jadi paling benar. Perubahan pemahaman itulah yang mendorong perubahan penampilan. Belajar dari hal ini, maka perubahan yang akan diwujudkan dalam satu organisasi perlu pula diawali dari perubahan mindset para pelakunya.

Seringkali kita menyebut seseorang yang tiba-tiba berubah sebagai orang yang kena doktrin. Doktrin adalah prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang harus dipegang teguh satu kelompok. Doktrin sebenarnya punya dasar, falsafah atau alur logikanya.

Maka, bagi satu organisasi perlu dirumuskan doktrin atau prinsip-prinsip atau yang disebut nilai-nilai itu. Prinsip atau nilai-nilai yang harus menjadi pegangan dalam menjalankan organisasi.

Berharap perubahan hanya dengan sebuah himbauan, adalah pekerjaan yang membuang-buang waktu. Perubahan yang diinginkan perlu didukung satu rumusan doktrin atau prinsip. Sesuatu yang sudah menjadi prinsip atau nilai organisasi memiliki kedudukan yang kuat. Karena bila mengabaikannya menjadi sebuah perilaku yang melanggar kode etik.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi