Duren & Pilpres

Ditulis: 17 Pebruari 2019

Duren alias durian. Kami suka. Nyandu, ketagihan. Atau levelnya barangkali sudah maniak. Dan untunglah sekeluarga suka. Jadi, tak ada yang tersiksa.

Kadang, merasa aneh, ada orang yang ga suka duren. Yang nyium baunya saja sampai pusing dan mual. Aneh seaneh anehnya. Dan mungkin orang itu juga berpikir sama. Kenapa ada orang yang maniak duren dengan bau yang menyengat itu. Yang dilarang masuk ke pesawat, juga masuk hotel. Dengan sebutan forbidden fruit. Dia pun akan berpikir tentang saya sebagai aneh seaneh anehnya. Sama persis posisinya ketika saya juga berpikir: orang yang hobi makan jengkol adalah orang aneh seaneh anehnya.

Begitulah kehidupan ini. Tak semua dengan cita rasa yang sama. Persis pilihan presiden. Ada yang cita rasanya pada nomor 1, ada yang nomor 2. Yang nomor 1 merasa aneh dengan orang yang milih nomor 2, begitu sebaliknya.

Lantas, jika ada orang yang mencaci maki duren sebagai buah yang bikin dia pusing, mual, apakah saya terpengaruh? Bagaimana bisa? Wong saya sudah bisa menikmati rasanya yang bikin ekstase itu. Apalagi bila nemu rasa duren sejati. Seperti malam minggu lalu. Bener bener itu duren dengan rasa duren seduren durennya duren. Pahit dengan campuran manis yang pas.

Sebaliknya jika saya katakan: apa sih enaknya jengkol. Yang bikin bau dimana-mana, apalagi di kamar mandi. Tentu, yang sudah maniak jengkol tak akan gubris ocehan saya.

Saya kira, bagaimanapun pilihan rakyat pada pilpres sekarang ini mirip begitu. Semua sudah punya rasanya sendiri. Dan mungkin tak akan mempan diojok ojok, dibujuk rayu. Apalagi dengan serangan fitnah dan hoax. Yang bertebaran di grup wa itu. Yang di FB juga Twitter.

Bagi saya: itulah sehoax-hoaxnya hoax. Apalagi kalau ada yang bilang duren itu tidak enak. Itu bener bener kesempurnaan hoax..

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi