Memulai dari Akhir

Ditulis: 16 Maret 2018

Dalam buku seven habits-nya Steven R Covey, disebutkan salah satu kebiasaan yang efektif yaitu: memulai dari akhir. Bahwa setiap orang punya tujuan, keinginan dan cita-cita. Dengan habit ini kita mencoba menyusun gambaran atas apa yang kita harapkan. Kita tanam gambaran itu dalam pikiran dan masuk alam bawah sadar. Lalu, lihatlah apa yang terjadi dengan diri kita. Gambaran tentang tujuan atau cita-cita itu akan menuntun langkah kita mewujudkan impian. Setidaknya hal ini beberapa kali terjadi pada diri saya. Dan kali ini saya mencoba menyusun satu impian saya.

Saya pernah memimpikan mendapat kesempatan untuk menulis novel pada situasi dan alam lingkungan yang indah dan romantis.

Saya kerap membayangkan untuk tinggal beberapa lama berdua dengan kekasih saya di pinggir pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih.

Setiap pagi kami berjalan bergandengan tangan menyusuri pantai, berbincang soal hati dan perasaan. Pada satu spot pinggir pantai, kami berhenti untuk duduk memandangi cakrawala, sembari menikmati sarapan yang kami bawa. Setelah itu kami akan bermain, berlarian, mencebur ke air, tertawa, mesra serta saling mengoda. Oh, dunia ini akan menjadi milik kami semata.

Menjelang siang kami kembali ke tempat tinggal kami untuk aktivitas utama yaitu menulis novel di sebuah ruang kerja yang bisa memandang ke pantai. Saya akan membuka file untuk meneruskan cerita. Sedangkan dia, barangkali akan melukis atau menyelesaikan bukunya.

Sore hari juga demikian. Kami akan kembali menyusuri pantai, sambil berbincang soal kehidupan. Begitu seterusnya hingga novel itu kami rampungkan.

Sementara itu, saya juga tengah memimpikan masa depan organisasi tempat saya bekerja. Seumpama rumah, kami mencoba mengatur kembali komposisi kamar kamar yang ada berdasarkan evaluasi dan gambaran ke depan. Perabot setiap kamar, kami lihat kembali apakah masih pas berada disitu. Apakah jumlahnya seimbang antar kamar. Perabot itu juga kami teliti, apakah setiap kamar dengan perabot sejenis sesuai karakter kegunaannya atau dengan perabot yang beragam. Atau mungkin perabot itu malah perlu digeser ke kamar lainnya. Yang juga penting adalah nama kamar yang semestinya merepresentasikan isinya. Untuk itu, perlu dicari nama yang pas.

Dan yang tak kalah penting adalah kelak siapa yang cocok untuk menempati masing-masing kamar.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi