Tamasya

Ditulis: Solo-Semarang, 3 Juni 2018

Sabtu lalu saya ajak anak-anak tamasya ke pasar. Sekalian lihat-lihat kalau ada makanan yang menarik untuk dibeli buat buka puasa. Tak ada target sesuatu. Niatnya memang jalan-jalan mengenalkan anak-anak kehidupan pasar.

Selama ini mereka lebih banyak ke mall. Belanja di mall. Makan di mall. Dengan harga sesuai label. Hidup perlu mengenal banyak hal. Juga melatih mereka untuk bertemu dengan banyak orang. Belajar merespon atas bujukan penjual untuk mampir di lapaknya, termasuk tawar menawar harga.

Kami berkeliling mulai kios pakaian, perabot rumah tangga, kios cemilan, bumbu dapur, sayuran, sembako, lapak ikan asin, ayam potong, daging, deretan pisang, kelapa, dll.

Saya ingin menunjukan mereka tentang banyak bahan mentah. Bahwa apa yang mereka makan di kedai atau restoran, berawal dari proses memasak bahan-bahan yang tersedia di pasar.

Sambil jalan saya sebutkan nama barang, atau bahan mentah makanan. Sesekali saya berhenti dan menawari mereka, apakah pengen beli sesuatu yang mereka lihat itu. Biasanya mereka malu-malu.

Kami kemudian berhenti di depan lapak yang menjual beberapa bahan untuk pembuatan bermacam minuman hidangan buka. Ada cincau hitam, agar-agar, selasih, tape ketan, rumput laut, waluh dan tape singkong. Itu bahan-bahan untuk dawet dan kolak. Lalu kami beli beberapa buat bahan buka nanti.

Begitulah tamasya kami hari Sabtu lalu. Berharap anak-anak tahu tentang pasar, bertemunya penjual dan pembeli yang bertransaksi antara barang dan uang. Tidak sekedar pengetahuan itu, tapi juga berharap mereka mampu mengendalikan diri saat melihat banyak sesuatu yang menarik dan ingin dibeli. Bahwa ada perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Bagaimana mereka belajar mengendalikan keinginan. Tentu tidak hanya bagi anak-anak, termasuk diri kita para dewasa dan orang tua.

Bagaimanapun bagi ASN, besok adalah tanggal gajian. Kabarnya juga akan ada THR. Menjelang lebaran begini, sudah banyak rencana dan alokasi. Beli baju, makanan, paket barang, buat ditukarkan uang baru, mudik, dll. Kadang terkesan jor-joran. Mewah-mewahan. Malah ada yang ganti mobil, mebel, elektronik, HP atau renovasi rumah yang semuanya bermuara pada keinginan agar terlihat wah saat lebaran. Entah akhirnya nombok ngutang.

Begitulah bila keinginan mengalahkan kebutuhan. Sebagaimana saya saat Maghrib tadi, yang sejatinya perut ini cukup dengan kolak plus nasi dan sayur lauknya. Namun, masih juga ada keinginan untuk minum dawet, es degan, dan makan gorengan. Dan benar-benar kenyang akhirnya. Penuh sampai mulut. Bila saya buka mulut, lalu Anda tengok isi mulut saya, disitu akan terlihat makanan. Iya, karena saya masih mengunyahnya. Tadi.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi