Knowledge Management

Ditulis: 22 September 2017

Pernahkah Anda bertemu atau membaca buku ini: Dua Tangis dan Ribuan Tawa? Buku ini merupakan kumpulan catatan Pak Dahlan Iskan sewaktu menjadi Dirut PLN. Berisi tentang pekerjaannya, inovasinya, kebijakannya dan terobosan-terobosan yang beliau lakukan selama menjabat sebagai Dirut PLN. Ada lagi catatan beliau saat menjadi Menteri BUMN. Setiap minggu beliau menulis di koran pada kolom manufacturing hope.

Saya kira buku dan tulisan itu merupakan bagian dari Knowledge Management (KM). Apa itu KM? Silakan googling. Intinya adalah pengetahuan berdasarkan pengalaman seseorang pada satu posisi atau jabatan yang dapat menjadi pelajaran bagi penerus atau penggantinya.

Akhir-akhir​ ini, kita baru menyadarinya dan mulailah kemudian ramai-ramai menyusunnya.
Saya pikir semua orang bisa menulisnya sendiri, anda juga bisa. Ini lebih seperti diary. Saya pernah melakukannya dalam sebuah blog, disini: www.mpng2.wordpress.com. Itu adalah kumpulan pengalaman dan ide-ide saya dalam satu jabatan yang pernah saya duduki, disana. Dan saat ini saya juga tengah melakukan itu.

Saya sering membayangkan bagaimana setiap orang yang duduk dalam satu jabatan mau dan mampu menuliskan pengalamannya, ide-idenya. Tentu, hal ini akan bermanfaat bagi penerusnya. Anda pasti sudah paham laporan keuangan kita WTP. Bagaimana itu dicapai, banyak pihak yang terlibat tapi tentu ada pemeran utama yang jika pihak ini mau dan mampu menuliskan pengalamannya, akan sangat bermanfaat bagi para penggantinya dalam mempertahankan gelar WTP.

Adakalanya dalam satu organisasi terdapat tugas-tugas yang mungkin tidak ada dalam detil uraian jabatan, tapi itu dilakukan. Protokoler, misalnya. Tugas antar jemput tamu serta pernak perniknya adalah hal yang sepintas terlihat sepele. Tapi sesungguhnya itu adalah tugas yang membutuhkan pengetahuan. Kemarin, saya bertemu dengan seorang teman yang mempunyai tugas itu. Ia berjanji dan saya juga mendorong untuk menuliskan pengalamannya. Jika itu dibukukan, saya kira akan bermanfaat bagi penggantinya kelak.

Bagaimana dengan anda?

Ada yang bilang, "saya tidak bisa nulis." Padahal, menulis itu mudah, hanya dibutuhkan niat. Tidak usah anda muluk-muluk ingin menulis karya ilmiah. Tulis saja apa yang anda lakukan. Kalau anda masih kesulitan, coba anda berbicara, bercerita tentang pekerjaan anda. Rekamlah omongan anda itu, lalu dengarkan kembali, dan tulis. Dengan beberapa editing, saya yakin akan menjadi sebuah tulisan. Itulah yang disebut tulisan dengan gaya bertutur.

Maka, sudah saatnya anda mulai bersiap, siapa tahu nanti anda akan diwajibkan menuliskan pengalaman anda sebagai bagian dari memori jabatan. Yaa... , siapa tahu...

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi