Ziarah haji

-(Senin, 7 Juli 2025)-

Sungguh sebuah kehormatan dan kebahagiaan bagi kami ketika sanak keluarga dan tetangga datang berkunjung. Sejak kepulangan kami ke rumah sepulang menunaikan ibadah haji, hampir setiap hari selalu ada yang datang bersilaturahmi. Bahkan beberapa di antara mereka datang dari luar kota, dari kampung halaman asal-usul kami sebelum menetap di sini.

Di daerah asal kami, tradisi ini dikenal sebagai ziarah haji atau, dalam lidah orang Jawa, sering disebut sejarah kaji. Ada keyakinan bahwa doa orang yang baru pulang haji itu mustajab dan membawa berkah. Keyakinan inilah yang kemudian mendorong sebagian orang datang berombongan bersilaturahmi ke rumah orang-orang yang baru pulang haji, terutama mereka yang sudah dikenal dekat.

Terlepas dari keyakinan tersebut, barangkali kunjungan ini juga menjadi sarana untuk mencari motivasi. Sebagian orang datang dengan harapan bisa meniru apa yang telah dilakukan oleh mereka yang sudah berhaji. Selain itu, mereka juga ingin mendengarkan langsung kisah perjalanan spiritual selama berada di tanah suci. 

Dengan membawa niat dari rumah untuk ziarah haji, maka sejak melangkahkan kaki dari rumah hingga tiba di tempat orang yang berhaji, kemudian duduk bersilaturahmi, mendengar cerita, hingga pulang kembali ke rumah masing-masing, barangkali di benaknya senantiasa teringat kepada Tuhan. Dan saya kira itulah hakikat dari zikir. Apalagi jika memang sudah terpatri niat untuk berhaji, maka ziarah haji ini menjadi sarana persiapan diri, menambah ilmu dan pengalaman dari mereka yang telah menunaikannya lebih dahulu.

Bagi orang yang baru pulang haji, momen ini tentu menjadi kesempatan untuk berbagi kebahagiaan. Ia menjadi wujud rasa syukur atas pertolongan dan nikmat Tuhan yang telah memanggilnya datang ke Baitullah. Terlebih bagi jamaah haji reguler, penantian selama 12–13 tahun sejak pendaftaran bukanlah waktu yang singkat. Saat ini bahkan ada kabar waktu tunggu bisa lebih lama lagi. Padahal untuk meraih gelar sarjana, saya kira tak selama itu. Inilah barangkali yang menjadikan ibadah haji terasa begitu istimewa dan memerlukan kesiapan dari setiap individu, juga dukungan penuh dari pemerintah.

Kita tentu berharap akan selalu ada terobosan dari pemerintah agar penantian haji reguler tidak semakin panjang, serta layanan haji — mulai dari transportasi hingga akomodasi — terus ditingkatkan kualitasnya. Saya yakin hal itu dapat terwujud, sebab saya sendiri melihat kesungguhan pemerintah untuk terus melakukan perbaikan.

Akhirnya, tradisi ziarah haji ini bukan sekadar kebiasaan turun-temurun, tetapi juga menjadi jembatan silaturahmi, ruang saling mendoakan, dan sumber motivasi agar semangat menunaikan rukun Islam kelima tetap terjaga. Semoga setiap langkah, doa, dan niat baik yang terucap dari para tamu menjadi berkah, dikabulkan oleh Allah SWT, dan membuka jalan bagi siapa saja yang merindukan panggilan ke tanah suci. Aamiin.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

Pengembangan Organisasi

"Penajaman" Treasury Pada KPPN