Ulah manusia

-(Rabu, 16 Juli 2025)-

Pada akhirnya, saya mengambil satu kesimpulan: sakit itu, pada banyak kasus, lebih sering disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Gaya hidup yang buruk, enggan bergerak, malas berolahraga, makan sembarangan, pikiran yang selalu dipenuhi overthinking dan negative thinking, kurang waspada, ceroboh, tidak fokus, serta tidak hidup di saat ini karena terlalu larut membayangkan masa lalu dan sibuk memikirkan masa depan. Ditambah lagi kebiasaan tidur terlalu larut malam — semua itu menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit.

Sudah banyak contoh orang yang mengalaminya. Sebutkan saja siapa, lalu silakan periksa latar belakang atau penyebabnya. Pasti salah satunya berkaitan dengan faktor-faktor di atas. Atau, kalau mau, mari saya interogasi orangnya — nanti juga akan ketahuan, faktor penyebabnya ya tidak jauh-jauh dari itu semua.

Saya sendiri mengalaminya tempo hari, saat di Makkah. Saya kena batuk parah, yang hingga kini pun belum pulih benar. Kalau saya pikir-pikir, semua itu salah saya sendiri. 

Pertama, saya tidak disiplin memakai masker. Padahal sudah tahu akan berada di tengah kerumunan, di lautan jamaah dari berbagai negara, saya tetap abai. Maka tertular virus rasanya hanyalah soal waktu. Padahal saya sudah vaksin influenza, tetapi barangkali virusnya memang datang dari orang-orang luar Indonesia — tubuhnya besar-besar, barangkali virusnya pun lebih kuat dari yang biasa saya temui di Indonesia. Jadi wajar kalau vaksin saja tidak cukup. Meski begitu, kalau mau berpikir positif: untung saya sudah vaksin, jadi hanya batuk saja. Coba kalau tidak, mungkin saya sudah demam tinggi dengan gejala yang lebih berat.

Kedua, sudah tahu sedang batuk, saya masih sesekali minum air dingin. Bahkan pernah juga makan es krim. Ini jelas perilaku yang tidak patut ditiru. Kalau kemudian batuknya tak kunjung sembuh, ya pantas saja, sebab saya masih mengonsumsi yang dingin-dingin seperti itu. Ditambah lagi saya masih tergoda makan makanan berminyak. Apalagi setiba di tanah air, godaan gorengan di mana-mana, akhirnya saya tergiur juga. Maka wajar kalau hingga sekarang batuk saya belum benar-benar pulih. Padahal, saya sudah minum obat, vitamin, tetapi rasanya seperti tidak mempan. Akhirnya saya pun jadi malas minum obat lagi.

Dari sini saya sebenarnya sudah tahu apa penyebab batuk saya bandel: lebih karena kesalahan saya sendiri. Namun begitulah, tantangan terbesar justru melawan diri sendiri. Sering kali kita kalah oleh keinginan dan godaan diri sendiri.

Untuk itu, mungkin dengan berpuasa, kita bisa belajar menahan godaan. Bukan hanya godaan makan sembarangan, tetapi juga godaan hawa nafsu lainnya.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

Pengembangan Organisasi

"Penajaman" Treasury Pada KPPN