Di mana menua

-(Jumat, 18 Juli 2025)-

Penuaan bukan hanya soal gen, tetapi juga soal lingkungan. Itulah yang kira-kira saya tangkap dari sebuah hasil penelitian yang saya baca di koran beberapa hari lalu. 

Penelitian ini menegaskan apa yang sebenarnya sudah lama kita pahami secara naluriah: lingkungan, tempat kita hidup, dan cara kita hidup, punya andil besar pada bagaimana tubuh kita menua.

Kita tentu sering melihat buktinya. Seseorang yang hidupnya susah, penuh tekanan, pada usia yang sama sering tampak jauh lebih tua dibanding mereka yang hidupnya terasa lebih ringan. Susah di sini tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang memaknai hidupnya. Ada orang yang segalanya tercukupi, tetapi pikirannya sendiri membuat hari-harinya sempit dan gelisah.

Dari sana, kita bisa menarik satu dugaan: tinggal di kota kecil, atau desa dengan sawah, ladang, kebun, dan pepohonan yang masih luas, serta ritme hidup yang lambat, barangkali lebih mendukung untuk memperlambat penuaan dibandingkan hidup di kota besar yang bising dan padat. 

Di kota-kota besar, hiruk-pikuk, kemacetan, polusi, dan berbagai persoalan sosial seringkali menjadi tekanan hidup sehari-hari. Tekanan yang nyaris tanpa jeda itulah yang diam-diam menjadi stimulus bagi tubuh untuk lebih cepat menua. Dan pada akhirnya, penuaan yang dipercepat ini bermuara pada satu kepastian: kematian.

Ironisnya, di saat yang sama, kita justru berlomba-lomba membangun kota-kota semakin besar dan “maju”. Kita menumpuk gedung, membangun jalan, menambah kendaraan, mempercepat ritme kerja. Namun sering lupa bahwa modernisasi juga membawa beban sosial yang tak kecil. Kita terbuai pada kesenangan sesaat: lampu kota yang gemerlap, pusat belanja yang megah, janji kemudahan. Tapi jarang terpikir, di balik semua itu, adakah ruang bagi jiwa untuk bernafas panjang?

Di titik inilah muncul sebuah pertanyaan lanjutan: ke mana kita ingin membawa hidup kita, ketika pada akhirnya semua orang akan menua?

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

Pengembangan Organisasi

"Penajaman" Treasury Pada KPPN