Modernitas suci

-(Jumat, 23 Mei 2025)-

Malam itu, kami menempuh perjalanan dari Jeddah menuju Mekkah melewati jalan raya—mungkin jalan tol. Dalam perjalanan, saya mengamati berbagai pemandangan yang menarik perhatian. Pada beberapa lokasi di sisi kanan dan kiri jalan, tampak deretan fasilitas modern seperti pusat kebugaran (gym dan fitness), Dunkin dan coffee shop lainnya, gerai makanan cepat saji seperti KFC dan Kudu, hingga tempat perawatan tubuh seperti massage & spa, serta barber shop. Tak ketinggalan pula dealer mobil seperti Toyota.

Nama-nama dan jenis tempat tersebut jelas menggambarkan simbol modernitas dan gaya hidup kontemporer. Kehadiran fasilitas ini tidak bisa dilepaskan dari Mekkah sebagai kota suci yang dikunjungi jutaan umat Islam dari berbagai negara setiap tahunnya—mayoritas dari mereka adalah umat yang secara ekonomi tergolong mampu dan berasal dari latar belakang sosial yang beragam. Maka, wajar jika muncul kebutuhan yang beragam pula, baik dari sisi akomodasi, konsumsi, hingga hiburan dan layanan pribadi. Dalam konteks ini, pusat-pusat ekonomi dan gaya hidup tidak hanya hadir sebagai pemenuhan kebutuhan, tetapi juga mungkin sebagai daya tarik tersendiri.

Namun, modernitas kota-kota di Arab Saudi tidak hanya tampak dari aspek fisik dan komersial, tetapi juga dari peran sosial yang kini mulai berubah. Salah satu hal yang mencolok adalah keterlibatan perempuan dalam berbagai sektor layanan publik. Ketika saya tiba di bandara, kami diantar menggunakan mobil golf yang dikemudikan oleh seorang wanita. Di pintu-pintu tol, saya juga melihat petugas perempuan mengenakan cadar aktif menjalankan tugas mereka. Bahkan ketika pemeriksaan paspor dan visa di Bandara Solo oleh imigrasi Arab Saudi, saya mendapati bahwa proses tersebut juga ditangani oleh petugas perempuan. Saat tiba di hotel, petugas helpdesk terkait haji pun seorang wanita.

Begitulah. Fenomena ini menunjukkan bahwa negara ini kini tidak hanya menjadi pusat spiritual umat Islam, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi yang semakin modern.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi