Filsafat otodidak

-(Minggu, 4 Mei 2025)-

Saya mulai mengenal filsafat setelah bertemu dengan novel Dunia Sophie. Yang bertahun-tahun baru selesai saya baca. Yang saat membaca satu bagian, saya sudah tak ingat bab sebelumnya, karena sudah terlalu lama. Artinya, saya kurang serius membaca. Hasilnya: saya belum paham filsafat.

Kemudian saya menemukan video-video di YT yang menjelaskan tentang pemikiran beberapa filosof. Ada satu masa, dimana beberapa video saya ulang-ulang menyimaknya. Bahkan menjadi pengantar tidur. Akibatnya, saya tetap belum paham benar pemikiran tokoh-tokoh itu. Paling hanya sedikit penjelasan yang saya pahami.

Bersyukurnya, setidaknya saya sudah tak asing dengan beberapa tokoh. Misalnya ada yang menyebut nama Plato, Kant, Hegel, Sartre, Derrida, saya tak akan lagi bertanya-tanya siapa mereka. Tokoh apa mereka ini. Saya sudah tahu. Meski saat ditanya apa pemikirannya, saya belum tentu paham.

Barangkali inilah implikasi belajar filsafat secara otodidak. Tak ada tekanan yang memaksa saya -misalnya untuk menulis ulang atau membuat ulasan, sehingga hasilnya tak seperti mereka yang benar-benar kuliah dan mendalami filsafat. 

Tapi, itu justru membuat saya tak pernah berhenti untuk belajar. Karena merasa belum paham. Sehingga berupaya mencari bahan-bahan lain untuk belajar filsafat. 

Saya kemudian menemukan bacaan ringkas mengenai sejarah filsafat. Saya akan coba bagikan disini.

Perkembangan filsafat dibagi dalam beberapa babak. Dimulai dari filsafat Yunani, dengan beberapa tokohnya seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. Lalu, filsafat Helenistik dan Romawi, dengan tokohnya: Seneca, Marcus Aurelius, yang mengajarkan stoisisme. Dua periode ini sering disebut pula sebagai filsafat klasik.

Berikutnya adalah filsafat abad pertengahan, dengan tokohnya seperti Thomas Aquinas. Periode selanjutnya adalah filsafat renaisans dan awal modern, dengan salah satu tokohnya seperti Rene Descartes. Yang mengenalkan satu kesimpulan: cogito, ergo sum. 

Babak berikutnya, dikenal sebagai filsafat pencerahan. Beberapa tokohnya, seperti John Locke, Immanuel Kant. Kemudian, filsafat abad 19, dengan tokohnya seperti Hegel, Marx, Nietzche. Dan terakhir adalah filsafat abad 20 dan kontemporer. Beberapa nama yang terkenal seperti: Sartre, Heidegger, Derrida. 

Saya membuat ringkasan itu, setidaknya akan menjadi catatan bagi saya. Sekaligus barangkali dengan menulisnya, akan terekam di otak saya, dan kelak saya mampu mengingatnya. Untuk apa? 

Ini barangkali menjadi pertanyaan filosofis. Yang kelak saya mesti menemukan jawabannya.

Atau, setidaknya pengetahuan tentang babak sejarah filsafat itu barangkali menjadi satu bukti bahwa saya telah belajar tentang filsafat. Ini seolah menjadi pengalihan atas ketidaksanggupan saya untuk memahami pemikiran tokoh-tokoh itu.

Artinya, saya masih harus banyak belajar.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi