Terbang menuju

-(Rabu, 21 Mei 2025)-

Hari keberangkatan kami tiba. Sekitar pukul 12 siang, pesawat yang membawa rombongan kami lepas landas. Dua setengah jam kemudian, kami transit di Bandara Kualanamu untuk mengisi bahan bakar.

Sehari sebelumnya, kami telah dilepas secara resmi dari kabupaten masing-masing dan diterima di asrama embarkasi. Seluruh jamaah dari satu kloter dikumpulkan di aula penerimaan dan dibagi ke beberapa rombongan. Di sana, kami mendengarkan sambutan dari panitia dan penjelasan mengenai hak-hak jamaah haji.

Setelah acara pembukaan, setiap jamaah dipanggil satu per satu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan akhir. Di ruangan khusus, kami bertemu dengan dokter yang mengecek data melalui aplikasi di laptop mereka. Kami ditanya nama serta apakah mengonsumsi obat secara rutin. Jika dinyatakan sehat, kami diarahkan keluar untuk menerima dokumen penting: paspor, salinan visa, boarding pass, dan uang living cost. Kami juga diberikan Alat Pelindung Diri (APD) serta dipasangkan gelang identitas.

Selanjutnya, kami mengambil koper kabin masing-masing dan diarahkan menuju kamar asrama sesuai nomor yang telah dibagikan oleh ketua regu saat penerimaan.

Kami menginap semalam di asrama bersama beberapa jamaah lainnya dalam satu kamar. Selama di sana, panitia menyediakan fasilitas makan tiga kali sehari, dua kali snack, dan air minum yang tersedia tanpa batas. Dengan fasilitas yang lengkap ini, kami tidak perlu membawa makanan tambahan.

Karena jadwal terbang kami siang hari, sekitar pukul 07.00 pagi kami sudah diminta bersiap dan meninggalkan kamar dengan mengenakan pakaian ihram (atau setengah ihram). Kami berkumpul sesuai dengan pembagian bus yang telah diumumkan sebelumnya.

Yang menarik, seluruh pemeriksaan bandara dialihkan ke asrama demi kenyamanan jamaah. Mulai dari pemeriksaan koper kabin hingga dokumen perjalanan seperti paspor dilakukan di sana.

Setelah barang-barang diperiksa, kami masuk ke ruangan yang telah dibagi berdasarkan rombongan bus. Di sana, kami dipimpin untuk berdoa bersama sebelum melanjutkan proses imigrasi terakhir. Petugas memeriksa kembali paspor kami sebelum akhirnya kami naik ke bus.

Ada hal menarik yang saya amati: semua pintu bus, termasuk pintu sopir, disegel dari luar. Saya menduga ini dilakukan untuk menghindari potensi tindakan negatif yang bisa merugikan jamaah.

Kami masuk ke area bandara melalui jalur khusus, terpisah dari penumpang umum. Di sana, kami kembali diperiksa oleh petugas imigrasi dari negara tujuan. Proses ini mencakup verifikasi paspor, pengambilan foto wajah, dan perekaman sidik jari. Paspor kami juga langsung distempel. Prosedur ini, yang biasanya dilakukan di Jeddah, kini dialihkan ke sini agar mempercepat proses saat tiba di Arab Saudi.

Karena kami termasuk dalam gelombang kedua dan mendarat di Jeddah, maka sejak dari Indonesia kami sudah mengenakan pakaian ihram. Beberapa jam sebelum mendarat, kami mengambil miqat dan mengucapkan niat umrah: “Labbaika ‘umratan.”

Sejak saat itu, berlaku semua larangan ihram, termasuk bagi laki-laki yang tidak boleh mengenakan pakaian yang dijahit mengikuti lekuk tubuh. Mereka hanya mengenakan dua helai kain putih.

Setelah mendarat di Jeddah, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Mekkah menggunakan bus. Lewat tengah malam kami tiba di hotel.

Setelah beristirahat sejenak dan membersihkan diri, kami bersiap menuju Masjidil Haram untuk menunaikan rangkaian ibadah umrah: tawaf dan sa’i.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi