Menghapus jejak

-(Senin, 5 Mei 2025)-

Sudah lebih dari sepuluh menit saya buntu. Kehabisan bahan tulisan. Untuk malam ini. Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa saya tulis. Terutama terkait aktivitas saya hari ini. 

Pertama, tentang kebiasaan kami di setiap hari senin. Kami rutin mengawali pekan dengan apa yang kami sebut sebagai "I love monday". Kami membuat jadwal, bergantian dari masing-masing kami untuk sharing informasi tentang apa saja diluar tusi. Seperti hari ini tadi, mengangkat tema tentang hari buruh. Tempo hari tentang Lagu Indonesia Raya. Pernah juga tentang atomic habits. Pun pernah tentang pengalaman berkunjung ke IKN.

Setidaknya 3 hal yang ingin dan bisa kami capai dari rutinitas senin pagi ini. Melatih kami untuk public speaking bagi yang mendapatkan giliran. Lalu, melatih kami untuk menjadi pendengar. Dan saling belajar dari informasi atau pengalaman yang dibagikan. 

Aktivitas kedua, yang sebenarnya ingin saya tulis adalah tentang kehadiran kami di acara panen padi apung. Hari ini saya mendapat kesempatan untuk menghadiri acara panen padi apung. Rupanya ada satu pihak yang punya inisiatif membuat pilot project penanaman padi apung ini diatas lahan rawa. Ini menjadi satu program dari TPID. Tapi, saya masih ingin menunda menulisnya. 

Aktivitas berikutnya yang bisa saja saya tulis adalah tentang pertemuan kami dengan pimpinan daerah. Hari ini juga. Yang sebelumnya kami bertemu di acara panen padi apung. 

Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya kami untuk terus mendorong kinerja daerah dalam pelaksanaan dana transfer. Di kesempatan itu pula kami sampaikan apresiasi atas kinerja penyaluran dana desa tahap I yang berhasil tuntas 100%. Selain itu, kami sampaikan beberapa evaluasi, yang semoga menjadi bahan untuk semakin lebih baik lagi. 

Dari ketiga aktivitas itu, tak satu pun dalam benak saya tergambar endingnya akan seperti apa, ketika menjadi sebuah esai. Karena itu saya maju mundur alias ragu-ragu untuk memulai. Sampai akhirnya, dengan melihat waktu yang semakin malam, saya memulai dengan paragraf pertama diatas. 

Sebenarnya ada satu hal lagi yang muncul di pikiran saya untuk bisa dijabarkan menjadi sebuah tulisan. Yaitu tentang menghapus jejak. Baik di laptop maupun di PC. Ketika masa penugasan kita telah usai atau dirasa akan selesai, yang perlu juga kita lakukan adalah bagaimana menghapus jejak kita di media yang akan beralih ke pihak lain. Ini bukan dalam arti negatif, tapi justru menjadi bentuk pengamanan atas segala informasi pribadi, yang sesuai aturan cukup untuk diketahui oleh pemiliknya. 

Kongkretnya adalah jangan sampai ketika orang lain menggunakan media yang kita tinggal itu, orang itu mendapati akun email kita belum sign out. Medsos kita juga demikian, bahkan pasword juga masih tersimpan jejaknya.

Oleh karena itu, ini barangkali satu hal yang juga perlu diingatkan ketika terjadi pergantian jabatan. Tidak saja mengingatkan tentang memori jabatan, tapi juga himbauan untuk menghapus jejak.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi