Air Zamzam

-(Jumat, 13 Juni 2025)-

Dalam kisah perjuangan Bunda Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail, tercatat sebuah momen yang kemudian menjadi bagian penting dalam sejarah Islam. Saat berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwa, dalam kondisi gundah dan harap, ia berusaha keras demi menemukan seteguk air bagi anaknya yang kehausan. Dalam ikhtiar yang tulus itu, atas izin Allah, memancarlah air dari tanah tandus — yang kini kita kenal sebagai Air Zamzam.

Air zamzam, yang memancur dari sumber suci di dekat Ka’bah, hingga kini terus mengalir dan menjadi salah satu elemen penting dalam ibadah haji dan umrah. Bahkan, meminum air zamzam selepas sholat dua rakaat setelah thawaf merupakan sunnah yang sangat dianjurkan.

Untuk memfasilitasi para jamaah yang ingin mengambil berkah dari air zamzam, pihak otoritas Masjidil Haram telah menyediakan kran-kran khusus serta tabung-tabung air zamzam yang ditempatkan di berbagai sudut area masjid. Para jamaah pun kerap mengantre, baik untuk meminumnya langsung, maupun untuk mengambilnya dalam wadah kecil untuk diminum di hotel. Meskipun ada imbauan agar tidak menggunakan botol pribadi, praktik ini masih ditoleransi selama dalam batas wajar. Barangkali yang dilarang keras adalah penggunaan galon atau jeriken besar, yang disinyalir dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis.

Tradisi membawa pulang air zamzam sebagai oleh-oleh dari Tanah Suci sudah menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat kita. Setibanya dari ibadah haji atau umrah, para jamaah biasanya akan disambut keluarga, tetangga, dan sahabat yang ingin mendengar kabar perjalanan spiritual mereka. Di momen itu, segelas kecil — bahkan sangat kecil — air zamzam seringkali disuguhkan sebagai bentuk jamuan. Inilah yang turut mendorong maraknya bisnis oleh-oleh khas haji, seperti air zamzam, kurma, kacang Arab, dan lain sebagainya.

Otoritas Masjidil Haram juga menugaskan petugas khusus yang bertanggung jawab menangani distribusi dan penyediaan air zamzam. Ini bukan hanya bentuk pelayanan, tetapi juga membuka peluang kerja bagi banyak orang. Maka tidak heran, air zamzam bukan hanya menjadi simbol spiritual dan keberkahan, tetapi juga membawa manfaat sosial dan ekonomi.

Begitulah, air zamzam terus mengalir membawa berkah, manfaat, dan nilai sejarah yang tak lekang oleh waktu. Bahkan setelah ribuan tahun, air ini masih menjadi pengikat batin umat Islam dari seluruh dunia, dari masa ke masa.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

Pengembangan Organisasi

"Penajaman" Treasury Pada KPPN