Sejarah bangsa

-(Selasa, 15 April 2025)-

Karakter dan jiwa nasionalisme itu bukan sesuatu yang ujug-ujug jadi. Itu melalui proses yang terus menerus. Dari kebiasaan. Yang rutin dan terjadwal. Dan juga pemahaman yang mendalam.

Karena itulah kemudian, kami melakukan kegiatan harian dan mingguan. Baik menyanyikan lagu kebangsaan atau membacakan naskah kebangsaan seperti Pancasila, Sumpah Pemuda dan teks Proklamasi. 

Hari ini adalah jadwal naskah kebangsaan. Kami memilih naskah proklamasi. Salah seorang dari kami membacakan naskah itu. Yang lainnya mendengarkan dengan khidmat. 

Agar tak sekedar menjadi kebiasaan yang dilakukan dan selesai begitu saja, saya mencoba mengajak untuk melakukan refleksi. 

Apa yang kita ingat ketika mendengar teks proklamasi? 

Kita mengingat tokoh proklamator. Bung Karno dan Bung Hatta. Tanggal 17 Agustus. Kita ingat sang pengetik naskah. Sayuti Melik. Kita juga ingat peristiwa Rengasdengklok. Yang merupakan bagian dari ketegangan antar generasi kala itu. Pun kita ingat siapa yang menjahit bendera merah putih yang dikibarkan itu. Ibu Fatmawati. 

Kenyataannya, peristiwa proklamasi bukan kejadian yang tiba-tiba. Ada latar, keadaan dan kejadian yang mendorong para tokoh untuk memberanikan diri melakukan hal itu.

Itu semua adalah sejarah bangsa yang kita baca dan pelajari dulu waktu sekolah. Ada di buku pelajaran. PMP, PSPB untuk generasi terdahulu. Atau PPKN untuk generasi yang lebih kini. Dan juga di buku sejarah.

Di tengah gempuran teknologi, medsos dan budaya luar, nampaknya menghidupkan kembali ingatan masa lalu tentang sejarah negeri ini, dirasa perlu. Agar kita tak kehilangan jati diri. Ini juga menjadi cara untuk terus mengingat tujuan bangsa ini merebut kemerdekaan. Yang dengan begitu, manakala arah jalan kita mulai bengkok, kita bisa kembali meluruskannya dengan cepat. 

Bagaimanapun, kehebatan manusia adalah kemampuannya untuk membangun narasi dan menciptakan realitas intersubyektif. Yang dengan itu manusia akan bersedia dan rela untuk bekerjasama. Sehingga sanggup untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

Begitulah. Hari ini kami membaca teks proklamasi. Tak sekedar membaca, tapi kami berusaha mengingat kembali segala peristiwa dibalik teks itu. Barangkali inilah yang diharapkan dari gagasan dan arahan untuk melaksanakan kegiatan rutin kebangsaan ini. Agar generasi ini, tak lupa dengan sejarah bangsanya sendiri. Agar selalu bangga, setia dan terus mencintai negeri ini.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi