Apa yang kau cari

-(Sabtu, 5 April 2025)-

Salah satu agenda liburan lebaran adalah kulineran. Kemarin kami pergi ke kota sebelah. Ada dua tempat tujuan utama: dawet dan sate ayam. Daerah tetangga kami itu memang tersohor atas dua kuliner itu. Kami pengen menikmati dua jenis kuliner itu langsung di pusatnya. 

Agar piknik kuliner tidak sekedar urusan dunia, kami kombinasikan dengan acara "sejarah". Yaitu berlebaran, berkunjung, silaturahmi dengan kerabat. Yang berada di jalur yang kami lalui. Alhamdulillah, ketemu. 

Kemudian, kami gass menuju lokasi dawet. Tiba disana sudah jam sebelas lewat. Ada banyak pilihan warung dawet. Kami pilih acak saja berdasarkan instuisi. Kami tahu ada tempat yang viral, tapi pasti ramai dan antri. Lagian kami sudah pernah ke tempat itu. 

Kendaraan sangat ramai ketika kami parkir di kedai dawet yang dekat perempatan lampu merah itu. Kami pesan dan segera tersaji karena kebetulan sedang sepi. Yang menarik ada gempol dalam semangkok dawet itu, selain juga tape ketan. Yang saya ambil lagi sebungkus tape ketan untuk saya tambahkan dalam dawet. Hmmm... segar, manis dan nikmat. 

Jarum jam sudah masuk waktu sholat jumat. Kami bergegas mencari masjid. Dan sepakat untuk masuk ke komplek pondok pesantren modern yang terkenal itu. Kebetulan lokasi dawet memang dekat dengan pondok itu. 

Dulu, saya pernah mengantar bapak mertua silaturahmi dengan kyai pimpinan ponpes itu. Ini ponpes khusus remaja pria. Yang ponpes khusus remaja putri juga pernah berkunjung. Yang di dekat perbatasan provinsi itu. 

Ponpes ini sudah banyak melahirkan alumni hebat. Saya kira novel trilogi negeri 5 menara itu sesungguhnya menceritakan perjuangan dan kesuksesan alumni ponpes ini. Yang saya pernah berkesempatan mendapatkan ilmu menulis cerita langsung dari penulisnya. 

Tepat selesai azan pertama saya tiba di gedung mesjid yang dekat menara tinggi itu. Segera saya ambil wudhu dan naik ke lantai dua. Saya lihat ruangan itu penuh didominasi remaja putra santri pondok itu. Setelah sholat sunnah qobliyah jumat, saya duduk mengikuti khutbah jumat. Yang seluruhnya menggunakan bahasa arab. 

Sambil mengikuti khutbah, saya terus mengamati isi ruangan mesjid itu. Termasuk pada bagian langit-langit yang berupa kubah. Saya lihat seekor burung. Yang mirip burung hantu. Saya terus perhatikan burung itu untuk meyakinkan apakah benar itu burung hantu. Karena masih khutbah, tidak mungkin saya bertanya atau mengkonfirmasi kepada salah seorang santri di samping saya. Nanti setelah selesai sholat jumat saya akan bertanya. 

Benar saja, setelah selesai sholat, saya bertanya ke santri. Sambil menunjuk ke atas, saya bertanya. Itu burung hantu kah. Iya, burung hantu, banyak disini, ada di menara. Katanya. 

Mendengar konfirmasi itu, kira-kira imajinasi apa yang terbayang dalam benak saya? Apakah anda punya pikiran yang sama dengan yang saya pikirkan? 

Benar. Imajinasi saya melayang pada film harry potter. Mengapa? Bagi anda yang punya imajinasi yang sama, anda sudah tahu jawabannya. 

Sebelum wirid yang dipimpin imam itu selesai, saya sudah turun dari mesjid. Di depan mesjid itu saya melihat bangunan. Yang di depannya terdapat tulisan besar. Yang bagi saya menarik. Berupa pertanyaan kepada santri, apa yang dicari disini. 

Barangkali ini sebuah pertanyaan sekaligus ajakan untuk meluruskan niat dan motivasi. Karena bagaimanapun semuanya berawal dari niat. 

Saya kira pertanyaan itu juga cocok dan relevan jika ditujukan kepada para abdi negara yang ditugaskan di mana saja. 

"Wahai para abdi negara, ke ... (isi nama daerah atau nama institusi) apa yang kau cari"

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi