Padat karya

-(Senin, 14 April 2025)-

Salah satu tantangan pemerintah adalah mengatasi pengangguran. Bahkan Presiden setuju dengan usulan untuk membentuk satgas PHK, yang diusulkan oleh peserta sarasehan ekonomi tempo hari. Artinya, pemerintah konsen untuk mencegah bertambahnya angka penganguran.

Karena itu, pemerintah berpikir keras, bagaimana menciptakan lapangan kerja. 

Salah satu cara tercepat menyediakan lapangan kerja adalah dengan menciptakan kegiatan atau proyek padat karya. Dalam hal ini, kita sudah melihat upaya untuk hal itu. Seperti dalam pelaksanaan dana desa. Untuk pembangunan diharapkan agar dilakukan secara swakelola dan padat karya. Setidaknya ini pernah dilakukan dulu pada masa pandemi. 

Program MBG juga diharapkan akan membuka lapangan kerja. Seperti: sarjana penanggung jawab unit dan petugas dapur. Program Koperasi merah putih juga akan membutuhkan SDM. Seperti: sarjana untuk mengelola koperasi.

Saya melihat ada kegiatan atau pekerjaan yang bisa dilakukan secara padat karya. Yang ini menjadi tanggung jawab daerah. Yaitu menjaga kebersihan dan keindahan kota. 

Saya membayangkan begini. Ada dinas kebersihan dan estetika kota. Yang tugasnya, tidak hanya mengurusi sampah, tapi juga bertanggung jawab atas estetika, keindahan kota. Hal-hal yang rusak atau pemandangan yang tidak enak dilihat, menjadi tanggung jawab dinas ini untuk mengatasinya. 

Saya membayangkan dinas ini mestinya punya pegawai yang banyak. Yang bertugas untuk menyapu jalan, membersihkan trotoar, memotong rumput, menanam bunga, merawat taman, memelihara dan membersihkan fasum dan tugas-tugas lain untuk menjaga keindahan kota. Termasuk membersihkan selokan dan sungai.

Tentu, pegawai yang bekerja bukan ASN tapi barangkali pegawai kontrak atau honorer. Barangkali tugasnya tidak hanya di pagi hari, tapi juga sore hari. Alias dibikin shift. Yang dalam satu areal ada 2 orang yang bertanggung jawab, pagi dan sore, yang diatur secara bergantian. 

Tidak saja di kota tapi juga di pusat keramaian di kecamatan atau juga di desa. 

Dengan begitu jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak. Selain dapat menyerap tenaga kerja, pekerjaan ini dapat membuat taman-taman dan pusat keramaian menjadi nampak bersih dan nyaman. Sehingga akan menarik perhatian warga untuk mendatangi dan berkumpul. Yang itu akan menciptakan pusat ekonomi, UMKM tumbuh dan menggerakan ekonomi daerah. 

Saya membayangkan mereka juga diberikan pelatihan. Bagaimana bekerja dengan aman. Bagaimana cara menggunakan alat. Bagaimana cara membersihkan dengan benar. Cara merawat taman. Dan cara membuat kota nampak indah.

Bagaimana membiayainya? Dengan kebijakan efisiensi, saya kira anggaran birokrasi dapat disisihkan untuk hal itu. Kuncinya: kemauan yang kuat dan komitmen.

Begitulah. Sudah saatnya membuat suasana dan pemandangan kota dan desa menjadi semakin bersih dan indah. Dengan demikian, selain masyarakat menjadi lebih sehat, pemandangan bersih dan indah itu akan menarik minat orang untuk datang. Ketika mereka banyak berdatangan, disitulah roda ekonomi berjalan.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi