Eksistensi
-(Minggu, 20 April 2025)-
Entahlah. Saya tak tahu lagi topik apa yang viral di twitter atau X itu. Apalagi di tiktok. Saya tak punya akun tiktok. Sebenarnya saya punya akun X, tapi saya memutuskan untuk stop. Setelah saya merasa tak ada faedahnya bagi saya tahu berita atau tema perbincangan netizen itu.
Di jaman dimana informasi begitu banyak, pilihan untuk selektif, saya kira menjadi lebih menenangkan. Apalagi informasi yang kita baca itu kadang bukan fakta obyektif. Lebih pada opini emosional karena keberpihakan.
Tapi sebenarnya ini juga kurang tepat. Karena, saya tidak tahu lagi apa yang sedang heboh disana. Yang ketika ada yang ngomongin satu isu, saya jadi bertanya-tanya, ada apa. Padahal sedang viral. Di medsos.
Meski demikian, saya masih sedikit-sedikit tahu, apa yang sedang viral. Dari berita di koran atau media online. Yang kerap memberitakan hal-hal yang viral di medsos. Ini memang terdengar aneh. Media memberitakan isi media.
Jadi, saya tak khawatir ketinggalan hal-hal yang viral di dunia maya. Toh, sebenarnya kata-kata bukan bendanya. Kini, saya lebih intens mengamati dunia nyata. Seperti yang saya perhatikan hari ini.
Setidaknya saya melewati 4 tempat yang menggelar hajatan pernikahan. Hari ini. Bisa jadi hari ini adalah hari baik. Karena hari libur. Tidak ada yang masuk kantor. Apalagi sebelumnya ada tanggal merah. Artinya long wiken. Barangkali dianggap waktu yang pas untuk mengundang tamu-tamu atau saudara-saudara dari jauh.
Soal hari baik itu, saya tidak tahu apakah juga berlaku disini. Di kampung saya dan sekitarnya, ada namanya perhitungan hari. Yang bermuara pada hari baik dan hari yang dihindari untuk menggelar hajatan. Tapi, apakah hal itu masih dianut masyarakat, saya tidak update. Adakalanya, pergantian generasi tak sempat mewariskan ilmu itu. Atau tepatnya, generasi pengganti tak lagi peduli soal itu. Tentu, banyak faktor yang mempengaruhi. Artinya, sesuatu yang dulu dianggap penting dan harus dipatuhi, dengan perkembangan jaman kemudian terjadi pergeseran.
Apalagi dengan kehadiran medsos, semua orang bisa menyuarakan pendapatnya. Dan juga kerap mempertanyakan hal-hal yang menurutnya tak lagi relevan. Pada konteks itu, akhirnya semua kembali pada pendirian masing-masing. Meski tetap saja ada pihak-pihak yang ingin memaksakan opininya.
Begitulah. Sesuatu yang perlu disyukuri. Kebebasan berpendapat. Meski kadang menimbulkan ketegangan. Tapi barangkali itu menjadi cara bagi kita untuk semakin dewasa. Dan juga sarana untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan aktualisasi diri. Dan terutama: eksistensi.