Jumat istimewa

-(Jumat, 8 Agustus 2025)-

Di sini, setiap Jumat Subuh terdapat amalan yang berbeda jika dibandingkan dengan daerah di kampung saya. Ketika sholat Subuh berjamaah, pada rakaat pertama, setelah membaca Al-Fatihah, imam akan melanjutkan dengan surat yang cukup panjang, yaitu Surat As-Sajdah. Di bagian tengah surat ini terdapat ayat sajdah, yakni ayat yang memerintahkan untuk bersujud. Maka ketika imam membaca ayat tersebut, seluruh jamaah pun ikut melakukan sujud tilawah, lalu bangkit kembali dan melanjutkan bacaan surat hingga selesai.

Pada rakaat kedua, imam membaca Surat Al-Insan, yang sedikit lebih pendek dari surat pertama. Kedua surat ini tergolong panjang dan membutuhkan hafalan yang baik dari sang imam. Namun, untuk memudahkan, hampir di setiap masjid atau langgar telah dipasang dua poster berisi teks Surat As-Sajdah dan Surat Al-Insan tepat di depan tempat imam berdiri. Dengan demikian, imam bisa membacanya langsung dari poster tersebut selama sholat berlangsung. Kebiasaan ini sudah menjadi hal yang lazim dalam tradisi setempat.

Amalan ini menunjukkan bahwa hari Jumat memang istimewa dalam pandangan umat Islam. Keistimewaan itu tidak hanya tercermin dalam bacaan sholat, tetapi juga dalam semangat berbagi dan ibadah sosial. Maka muncullah istilah “Jumat Berkah”, di mana sebagian kaum Muslimin memberikan sedekah berupa makanan kepada sesama, biasanya dibagikan selepas Subuh.

Bahkan, sebelum datangnya Jumat Subuh, yaitu pada malam Kamis (malam Jumat), sebagian umat Islam juga melaksanakan doa bersama, tahlil, membaca Surat Yasin, dan mengirimkan Al-Fatihah kepada orang tua maupun guru-guru yang telah meninggal dunia. Ini menjadi rangkaian amalan yang menegaskan kesakralan hari Jumat dalam kehidupan umat.

Kenyataannya, Jumat juga menjadi hari yang dinantikan oleh sebagian orang, karena merupakan hari terakhir bekerja dalam satu pekan. Sejak pagi, sebagian dari mereka yang bekerja jauh dari rumah sudah bersiap untuk melakukan perjalanan pulang. 

Di sisi lain, ada pula yang menjadikan hari Jumat sebagai waktu untuk menitipkan harapan, yang kemudian melahirkan istilah “Jumat Keramat.”

Mengapa disebut keramat? Karena bisa jadi, hari Jumat menjadi awal dari sebuah kehidupan baru—awal perubahan, awal perbaikan, atau awal dari sesuatu yang tak disangka-sangka. Meskipun kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada lembaran baru itu, harapannya tentu satu: kehidupan yang lebih baik, agar kita menjadi orang yang beruntung, bukan termasuk golongan yang rugi, apalagi celaka.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

Pengembangan Organisasi

"Penajaman" Treasury Pada KPPN