Hari berbeda

-(Sabtu, 16 Agustus 2025)-

“Hari itu bukanlah hari ini”—sebuah kalimat yang diucapkan Ketua DPR pada sidang gabungan MPR, DPR, dan DPD kemarin. Kalimat ini terdengar sederhana, namun menyimpan lapisan makna yang cukup filosofis. Saya cukup terkesima mendengarnya, dan barangkali ini menjadi salah satu kalimat yang paling saya ingat dari pidato tersebut.

Secara literal, mungkin kita sedang diajak untuk mengingat bahwa “hari itu” adalah momen lain—bisa di masa lalu, bisa pula di masa depan—dan jelas berbeda dari “hari ini.” Dua titik waktu ini tidak sama, baik secara kronologis maupun keadaannya.

Secara reflektif, kalimat ini mengingatkan bahwa momen di masa lalu telah berbeda dari keadaan sekarang, baik dari segi perasaan, kondisi, maupun situasi. Tidak semua yang berlaku “hari itu” masih berlaku hari ini; perubahan adalah sesuatu yang tak terhindarkan.

Secara eksistensial, makna ini dapat dibaca sebagai ajakan untuk tidak mencampuradukkan kenangan dengan realitas saat ini. Kita tidak bisa kembali persis pada “hari itu,” karena waktu dan kita sendiri telah berubah. Demikian pula, kita tak bisa berharap masa depan akan menjadi replika dari “hari ini.”

Kalimat tersebut juga memberi nuansa jarak emosional. Ada kesadaran bahwa sesuatu telah lewat, dan yang ada sekarang adalah babak yang berbeda. Barangkali maksudnya adalah ajakan untuk segera move on dari kondisi masa lalu—baik yang manis, menyenangkan, maupun yang menyedihkan—karena semua itu telah berlalu. Yang terjadi dan yang sedang kita alami sekarang adalah “hari ini,” saat ini.

Pada akhirnya, “Hari itu bukanlah hari ini” adalah pengingat bahwa waktu bergerak maju. Kita bisa menghargai kenangan tanpa terperangkap di dalamnya, dan kita bisa menatap masa depan tanpa melupakan realitas yang sedang kita jalani. 

Bagaimanapun waktu hanya mengizinkan kita hidup sepenuhnya di satu titik: sekarang.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

Pengembangan Organisasi

"Penajaman" Treasury Pada KPPN