Simalakama
-(Rabu, 26 Maret 2025)-
Ini yang mesti diwaspadai. Terutama bagi yang sudah senior. Ini bukan berarti yang yunior bisa sembarangan. Yaitu stroke. Ringan atau berat. Kalau lihat angka jumlah penderitanya, barangkali kita akan merasa prihatin. Karena banyak. Saya pernah bertemu dengan beberapa orang yang kena stroke.
Tempo hari saya kaget melihat seseorang. Setelah hampir setahun tidak bertemu. Nyaris saya tidak mengenalinya. Kami bercakap-cakap. Beliau cerita sempat dirawat di RS. Sekarang menjalani masa pemulihan. Bisa berjalan sendiri, bisa berbicara. Tapi masih ada anggota badannya yang belum pulih.
Yang saya tahu, stroke terjadi karena ada penyumbatan aliran darah ke otak. Di pembuluh darah. Atau aliran darah menuju otak tidak lancar. Karena sebab lain. Karena terhambat, jaringan otak yang berisi saraf-saraf tidak atau hanya sedikit memperoleh nutrisi. Yang dibawa oleh darah. Akhirnya ada yang rusak. Kerusakan saraf itu berdampak pada berfungsinya anggota tubuh.
Untuk itu, yang sangat dianjurkan adalah upaya preventif. Ada banyak tips dan nasihat di internet. Salah satunya, rutin cek tensi darah. Tensi menjadi indikasi. Untuk beberapa penyakit. Setiap minggu saya cek tensi darah. Tadi sore saya ditensi. Normal. Kata dokter. Yang datang setiap minggu.
Upaya preventif lainnya adalah gaya hidup dan pola makan yang sehat. Ini tidak saja untuk pencegahan stroke tapi juga untuk penyakit lainnya. Hampir semua penyakit bermula dari sini. Kecuali yang disebabkan oleh virus.
Sebenarnya banyak yang sudah tahu tentang pentingnya menjaga gaya hidup dan pola makan. Tapi, ini memang susahnya minta ampun. Ada godaan dan dorongan besar dari dalam diri kita sendiri untuk melakukan hal yang berlawanan. Seolah dalam diri manusia itu ada dua sisi: si putih dan si hitam. Hari minggu pagi mestinya olah raga, tapi si hitam berbisik: lebih enak rebahan. Sudah tahu gorengan itu tidak baik, tapi ah gapapa, sekali ini saja. Kata si hitam. Sudah tahu berlebihan makan dan minum yang manis-manis itu tidak sehat, tapi tetap saja nurut si hitam. Katanya, obat stres.
Pernahkah anda ngemil cemilan stik yang terbuat dari tepung dan perasa yang gurih itu? Bagi sebagian orang, bukan hal gampang menahan diri untuk berhenti makan secukupnya. Sebaliknya, yang terjadi adalah akan terus mengunyah hingga cemilan itu habis. Katanya, justru karbo yang kita makan, malah membuat kita terus merasa lapar.
Itulah tantangan di jaman sekarang. Beragam jenis cemilan yang sangat menggoda, ada dimana-mana. Apalagi nanti. Saat lebaran. Yang semuanya gratis. Sudah terhidang. Tinggal makan. Ada madumongso. Nastar. Coklat. Dodol. Beragam kue kering. Rengginang. Beragam keripik. Ada pula minuman kemasan. Dari yang rasa apel, teh, susu, bersoda, dan lainnya, yang semuanya manis menggoda.
Yang itu semua menghadirkan simalakama. Satu sisi, mengkonsumsi semua panganan itu berarti turut menggerakkan ekonomi. Turut membantu UMKM. Sisi yang lain, hal itu menjadi tantangan kesehatan. Lantas, apa solusinya?
Lagi-lagi, ya jalan tengah. Titik keseimbangan. Meski itu tidak mudah.