Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Belanja desa

-(Jumat, 4 April 2025)- Sajian atau hidangan lebaran itu sungguh menggoda. Apalagi ditambah kulineran libur lebaran. Jika tak waspada,  puasa satu bulan yang sudah berhasil menurunkan beberapa kilo, bisa balik lagi dalam waktu tak kurang satu minggu. Maka, rutin berolah raga adalah salah satu cara memperlambat proses penggemukan.  Pagi itu saya menyusuri jalanan desa,  melintasi persawahan dan masuk perkampungan. Sepanjang jalan kaki itu, mata saya tajam mengamati. Apa-apa yang menarik perhatian saya. Di sebuah pertigaan jalan, mata saya menangkap baliho besar dan menarik minat saya untuk mencermati apa yang tertulis disana. Informasi APBDes tahun 2025.  Sekilas saya melihat data yang memunculkan rasa penasaran dan selidik. Saya foto pengumuman itu. Saya lanjut jalan kaki sampai dengan target 3 kilo meter.  Sesampai di rumah, saya buka foto. Saya amati lebih detil angka-angka dalam APBDes. Seperti besaran DD dan ADD hampir sama, sedikit lebih tinggi DD. Yang men...

Sate gule

-(Kamis, 3 April 2025)- Saya masih ingat momen itu. Saat pertama kali makan sate solo. Merasa aneh. Makan sate kok garingan. Nasi, sate, lalapan: kubis, bawang merah, tomat.  Makan sate model begitu tak ada di daerah saya. Adanya sate gule. Nasi disiram kuah gule dan jeroan. Ada sambel kacang dan irisan daun jeruk purut. Ditambah beberapa tusuk sate. Yang bisa juga ditaruh di piring tersendiri. Dari deskripsi ini anda sudah bisa membayangkan perbedaannya dengan sate solo. Yang tentu ada persamaannya: sama-sama dari daging kambing.  Sate gule adalah salah satu kuliner yang selalu menggoda untuk kami nikmati setiap pulang kampung. Ada warung sate gule yang sudah lejen, yang sudah berdiri sejak tahun 1970. Begitu klaim yang tertulis di banner warung itu. Sudah barang tentu itu bukan perkara mudah. Karena siapa yang kuat berdiri selama itu? Saya tahu warung itu sejak kecil dulu. Sebelumnya berada di dalam pasar. Entah kenapa, kemudian pindah ke luar pasar.  Dulu, beberapa kal...

Cavendish

-(Rabu, 2 April 2025)- Dan diantara sajian lebaran di atas meja adalah pisang.  Saya mengenal beragam pisang: ambon, raja temen, raja ketan, susu, bung alias gepok, ulin, morosebo, tanduk, kluthuk dan cavendish. Yang terakhir ini kerap kita jumpai di supermarket atau minimarket. Mengapa hanya ada cavendish? Di pasar modern. Sepanjang pengamatan saya. Apakah karena namanya yang terdengar paling modern? Yang rasa barat. Mengapa ia diberi nama cavendish? Apa kelebihannya hingga ia bisa masuk supermarket?  Padahal, yang paling enak diantara pisang-pisang itu adalah pisang raja temen. Menurut saya. Pisang gepok yang sudah jadi pisang goreng juga enak. Sangat enak. Ini satu jenis pisang yang bisa diolah jadi beragam panganan. Tapi, tak ada di supermarket. Barangkali namanya perlu diganti dengan nama yang lebih modern. Seperti: monday, alfa, dll.  Katanya, nama cavendish diambil dari nama seorang bangsawan Inggris, Williams Cavendish. Bagaimana bisa begitu. Silakan dicari sendir...

Percakapan lebaran

-(Selasa, 1 April 2025)- Silaturahmi. Berkunjung atau dikunjungi. Untuk saling memaafkan. Atas salah dan khilaf. Mencicipi hidangan yang telah tersaji. Diselingi percakapan dan gelak tawa. Kadang rasa haru. Pun air mata menetes saat mengingat anggota keluarga yang telah tiada.  Itu semua adalah suasana lebaran yang kemarin dan hari ini terjadi. Di kampung saya, hal itu masih akan berlanjut sampai lebaran ketupat.  Di tengah kebahagiaan idulfitri, ada hal yang dikhawatirkan dan dianggap toxic bagi sebagian orang. Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang menurut mereka menyakitkan. Seperti: sekarang kerja apa, apakah sudah menikah, apa sudah punya momongan, dst.  Katanya: itu dianggap pertanyaan basa basi, yang ditujukan hanya untuk membandingkan pencapaian. Padahal, setiap orang punya perjuangannya sendiri. Yang tidak semestinya dibanding-bandingkan. Karena akan menyakitkan. Menurut mereka.  Sebagai orang yang telah melalui puluhan kali lebaran, saya bisa membandingkan antara...