Melamun RPD

 - (Ditulis tanggal 19 April 2023) -


Sebuah perjalanan itu kerap memberikan inspirasi. Tepatnya, karena harus beberapa kali menunggu, lalu menempuh waktu yang lama, maka dibutuhkan distraksi agar tidak jenuh atau agar waktu terasa lebih cepat. Tentu setiap orang punya caranya sendiri. Ada yang asyik skrol medsos, dengerin musik, ngobrol atau aktivitas lainnya. Saya memilih melamun, yang kemudian lamunan itu mendorong tangan saya bergerak untuk menulis.
Berikut ini.
Betapa lemahnya perencanaan itu setidaknya terlihat dari nilai indikator deviasi halaman 3. Bagaimana tidak?
Ini satu-satunya indikator yang nilainya masih dibawah target, bahkan masih banyak yang berada dibawah angka 70. Dan itu merata secara nasional.
Berbagai upaya telah dilakukan. Mulai dari bentuk sosialisasi, FGD, one on one atau istilah lainnya yang tujuannya adalah: memberikan pemahaman satker, memberikan resep dan menumbuhkan komitmen. Bahkan telah ditambah upaya "memaksa" melalui surat pernyataan komitmen.
Faktanya, tak semudah membalikan telor ceplok diatas wajan. Alasan satker macam-macam.
Ada yang bilang: ternyata arahan atau semacam juklak dari pusat belum juga turun. Ini persis alasan pemda ketika didorong untuk segera tender untuk kegiatan DAK Fisik, mereka bilang masih nunggu juknis. Akhirnya, dana yang telah dianggarkan di bulan itu meleset.
Ada lagi yang bilang: nature kegiatan kami tidak bisa diprediksi, karena tergantung eksternal. Setelah direncanakan kegiatan itu di bulan tertentu ternyata belum ada gerak atau pemicu dari pihak eksternalnya. Akhirnya tertunda dan alokasi RPD (rencana penarikan dana) yang telah diplot di bulan itu tidak terserap.
Kenapa tidak dipakai untuk kegiatan lainnya? Pertama, ada yang tidak paham. Dikiranya karena RPD awalnya diplot untuk satu kegiatan tertentu itu tidak bisa dialihkan untuk kegiatan lain. Kedua, karena tidak ada kegiatan lain lagi yang bisa dilaksanakan.
Ada lagi yang bilang: karena kesibukan, kegiatan yang telah direncanakan itu meleset waktunya. Atau sebab lain yang intinya lebih karena kurangnya komitmen antar pihak di internal satker.
Dan bisa jadi sebab yang terakhir ini sejatinya menjadi sumber masalahnya. Tentang komitmen. Soal kesungguhan. Kenapa kurang?
Pertama, sebelum menyalahkan satker, mari introspeksi, melihat dulu ke dalam. Barangkali karena Kanwil dan KPPN belum menemukan cara yang efektif untuk menumbuhkan komitmen pada pihak satker. Istilahnya belum nendang. Masih begitu-begitu saja cara dan acara yang dilakukan. Belum ditemukan terobosan yang menggigit, yang bisa secara ujug-ujug membuat para pengelola satker menjadi tercerahkan. Atau belum dikembangkan cara yang membuat satker ketakutan atau termotivasi sehingga kemudian berkomitmen. Ini yang saya kira belum ditemukan. Pendekatannya masih sebatas persuasif.
Maka, pada bagian ini saya mengusulkan: RPD tiga bulan kedepan yang dikunci itu benar-benar menjadi dasar pengeluaran. Habis ga habis ya segitu aja yang bisa diserap satker. Bagaimana kalau kelebihan? Kelebihannya itu akan hangus tidak bisa dicairkan. Atau terblokir. Kanwil atau KPPN diberi kewenangan untuk membintangi sejumlah dana senilai deviasi itu. RO atau akun mana saja yang diblokir, ya nanti dipikirkan lagi. Kalau sudah begini, pasti satker ketakutan dan akan sungguh-sungguh merencanakan dan mengeksekusi RPD bulanan.
Sebab kedua adalah karena satker belum menganggap hal itu penting bagi mereka. Mengapa belum penting? Karena di dalam kementeriannya belum memberikan stresing. Jadi, dari unit di atasnya belum menjadikan itu sebagai indikator kinerja. Maka, solusinya adalah sebuah kebijakan pusat yang mewajibkan bagi kementerian untuk memberikan kinerja terbaik dalam penyusunan RPD.
Bagaimanapun kita tidak boleh berputus-asa dengan kondisi yang ada saat ini. Justru kondisi ini mendorong untuk terus berinovasi dan berimprovisasi, bagaimana dorongan ke satker itu agar menjadi semakin efektif.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi