1001 Cara Bahagia
- (Ditulis tanggal 7 Mei 2023) -
Pernahkah Anda ketika berjamaah sholat di mesjid, tiba-tiba hujan dan terus hujan sampai sholat selesai, lalu hujan itu berhenti saat Anda menyelesaikan wirid dan doa. Anda kemudian bergegas pulang, dan sesampainya di rumah (baru saja masuk rumah), hujan itu datang lagi. Bressss...
Tentu, ada momen lain yang membuat kita seperti itu. Tidak sekali. Bisa beberapa kali. Bahkan sering.
Setelah mendengarkan kisah seorang teman yang beberapa waktu lalu mendapatkan promosi, dimana kini nasibnya harus berpisah dengan para anggota keluarganya, yang pasangannya dimana, anaknya dimana, lantas si Fulanah berkata: "Untuung... saya ga mau promosi. Kasihan teman saya itu...." Si Fulanah bersyukur dan gembira.
Setahun lalu, ia kecewa, kenapa ditugaskan di tempat itu. Kini, sesudah bertemu dengan seseorang yang ia kasihi dan menetapkan hati untuk menjadikan sebagai pasangan, ia berkata: "Syukurlah, aku ditempatkan disini, bisa ketemu kamu...." Ia bahagia.
Enam bulan lalu, si Fulan merasa fomo, tidak terima, kecewa dengan kenyataan, bisa-bisanya si Anu, teman seangkatan, masuk kantor pusat. Kini, ia berkata: "Kasihan si Anu, badannya sekarang kurus, wajahnya nampak banyak beban. Di kantor pusat pasti banyak kerjaan, pulangnya malam-malam. Katanya sekarang sakit-sakitan..." Si Fulan merasa bersyukur. Ia senang tetap di daerah.
Begitulah. Ada banyak variasi cerita lainnya. Yang tentu, semua itu fiksi. Hehehe...
Percayalah, ada 1001 macam cara manusia untuk tetap bersyukur dan bahagia. Meski kadang, terdengar aneh.