Sisifus yang Bahagia

 - (Ditulis tanggal 10 September 2023) - 


Dalam mitologi Yunani, ada satu tokoh yang bernama Sisifus. Yang dikutuk untuk mendorong batu besar ke atas bukit. Dan kemudian ia harus menyaksikan batu itu menggelinding. Setelah batu itu berhenti menggelinding, Sisifus menuruni bukit dan mendatangi batu itu, lalu mendorongnya kembali keatas bukit. Setiba diatas bukit, ia melihat kembali batu itu menggelinding kebawah. Dan begitu seterusnya. Satu aktivitas yang terus berulang, setiap saat, setiap hari.
Sejatinya itulah gambaran hidup manusia. Seorang pegawai kantoran, setiap hari pergi ke kantor, mengerjakan tugas rutin, lalu pulang. Besoknya, ia kembali mengulangi aktivitas itu. Seorang pedagang, setiap hari pergi ke pasar, menggelar dagangannya, bertransaksi dan sore hari kembali pulang ke rumah. Dan itu juga terus berulang. Hal yang sama juga terjadi pada manusia lain dengan ragam profesi.
Tak hanya pada manusia, rutinitas juga dialami oleh suatu unit organisasi. Setiap hari, setiap bulan, setiap triwulan, setiap semester, setiap tahun melakukan kegiatan yang sama, dengan tujuan yang sama. Dan terus berulang.
Ada yang bilang semua rutinitas itu sebagai absurditas. Setidaknya itu yang dikatakan Albert Camus. Seorang penulis, filosof, yang disebut sebagai salah satu tokoh eksistensialisme.
Pada setiap aktivitas yang terus berulang, tidak sedikit yang berujung pada kebosanan. Itulah yang dulu terjadi pada masa PSBB, dimana aktivitas sosial dibatasi oleh adanya pandemi. Sehingga, hanya bisa berkegiatan di rumah. Yang karenanya, kemudian memunculkan kejenuhan. Bahkan, kenyataannya ada yang merasa bosan dengan rasa bosan. Hingga berujung pada menurunnya kesehatan mental. Diantaranya kehilangan makna hidup.
Meski tak lagi pandemi, potensi yang sama sangat mungkin terjadi. Fakta maraknya pemakaian narkoba, bisa diduga diantaranya karena rasa bosan dalam menjalani kehidupan. Disaat semua kebutuhan, keinginan, hasrat, dan semuanya sudah terpenuhi, tidak jarang justru malah berakhir pada rasa jenuh dan kehampaan. Bagi orang yang tidak punya pegangan, maka narkoba menjadi salah satu pelariannya. Bahkan di suatu negara kabarnya tidak sedikit orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Yang mungkin karena tak lagi merasa ada makna dalam hidupnya.
Di tengah jebakan rutinitas, suatu pegangan menjadi kebutuhan agar manusia menemukan makna. Pegangan yang bersifat transenden itu, kenyataannya telah terbukti mampu menolong manusia untuk terus bangkit dan kembali mendorong batu ke atas bukit. Adanya pegangan membuat semua hal yang dilakukan berulang itu, menjadi bermakna dan memunculkan rasa bahagia.
Begitulah. Ketika melihat Sisifus mendorong batu dan terus berbuat seperti itu, maka merujuk yang dikatakan Camus, harus dibayangkan Sisifus itu bahagia.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi