Pasca Corona

--- (Ditulis tanggal 29 April 2020) ---

Siapa yang pernah menduga di jaman modern begini ada pageblug? Jaman yang kita bangga-banggakan sebagai era industri 4.0. Yang kadang banyak orang juga tidak terlalu paham kenapa tiba-tiba sudah sampai ke nomor 4. Kemana itu angka 3, 2 dan 1.
Bahwa sejatinya, inilah yang waktu itu sudah ada dalam visi banyak orang dan diidam-idamkan. Masa ketika tak ada lagi pengguna layanan datang ke kantor. Tidak ada layanan tatap muka. Diganti dengan daring atau melalui aplikasi. Bahkan, kantor cukup dijalankan dengan 1, 2 atau sampai 5 orang saja. Dan sekarang, itu sudah nyata terjadi.
Saya ingat, sudah ada sebelum jaman corona ini satu edaran agar untuk kegiatan monitoring cukup menggunakan TI dalam rangka efisiensi. Dan itu terbukti, sekarang benar-benar dilakukan bahkan semua kegiatan meeting, sosialisasi dilakukan melalui vidcon.
Dulu, kita memimpikan bisa bekerja cukup dari rumah. Karena di era 4.0 semuanya sudah sangat memungkinkan. Dan itu juga terjadi sekarang ini.
Semua visi dan mimpi tentang cara bekerja di kecanggihan era 4.0, era disruption, terkabul saat ini. Semua dibayar lunas.
Bahwa sebenarnya yang terjadi saat ini tak pernah kita antisipasi, itu soal lain. Siapa yang pernah membayangkan ada wabah begini. Tidak ada. Sehingga tak pernah kita mempersiapkan mitigasi risikonya.
Lalu, apakah ketika pandemi ini berakhir, yang waktunya diperkirakan antara pertengahan mei sampai pertengahan juni wabah akan hilang berdasarkan perhitungan ilmu falaq, yang no debat, dan anggap saja sebagai bagian dari sebuah pengharapan dan menambah semangat bagi kita, maka berjalannya organisasi akan kembali seperti semula?
Tidakkah kita makin mempersiapkan diri dengan seluruh perangkat, proses bisnis yang betul-betul siap atau memang sejak awal sudah dipersiapkan atau dengan kata lain, kondisi saat ini tetap terus dipertahankan meski tak ada lagi wabah. Sehingga, ketika suatu saat kembali ada wabah (yang semoga tidak terjadi), kita tak perlu lagi melakukan perubahan besar, karena segalanya sudah siap.
Untuk itu, ada baiknya kita mulai berpikir tentang organisasi kita pasca corona.
Pertama, faktanya sudah tersedia aplikasi dan proses bisnis yang mengakomodir bahwa pengguna layanan tak perlu ke kantor, alias no tatap muka; dan bisa dikerjakan dari rumah.
Kedua, kantor tetap berjalan hanya dengan 1-2 orang di setiap bagian atau unit.
Ketiga, faktanya efisiensi operasional kantor benar-benar terjadi. Listrik hemat, kertas hemat, air juga hemat, perjalanan dinas hemat, biaya sosialisasi, monitoring juga irit. Bahkan tak terpakai.
Keempat, bahwa pemulihan ekonomi pasca corona akan membutuhkan biaya yang besar. Efisiensi dari angka 3 diatas bisa disumbangkan untuk biaya pemulihan ekonomi.
Karena itu, jika corona ini sudah selesai, ada baiknya berjalannya kantor tidak perlu semuanya langsung dikembalikan seperti semula.
Saya paham dan sangat mengerti dengan kekhawatiran akan nasib organisasi, karena ternyata dan faktanya organisasi ini bisa berjalan dengan jumlah SDM yang lebih efisien. Sehingga, reorganisasi bahkan penutupan kantor akan menjadi mimpi buruk, yang tentu kita tidak menginginkan hal demikian.
Namun demikian, saya meyakini organisasi ini akan tetap eksis. Mengapa? Kondisi saat ini sudah sangat nyata menunjukkan. Betapa keberadaan kantor ini sangat diperlukan. Bukan hanya menyalurkan dana desa untuk BLT, tetapi juga terkait dengan koordinasi yang lebih efektif dengan pihak Pemda.
Selain itu, ada penjelasan dan gagasan lainnya sebagaimana tertuang dalam tulisan pada link ini: https://sigidmulya.blogspot.com/2020/04/pengayaan-tusi.html

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi