Membaca

Saya selalu tertarik dengan buku-buku. Karenanya, di setiap kota saya berusaha mencari lokasi perpustakaan daerah dan mendaftar menjadi anggota. Termasuk dulu di perpustakaan nasional, saya sudah memiliki kartu anggota disana.

Selain untuk menambah wawasan, membuka cakrawala baru, membaca buku dapat menambah perbendaharaan kata. Sehingga, ketika kita menulis akan lebih kaya kosa katanya. Tidak setiap paragraf diawali kata "terkait" atau "dalam rangka" atau "sehubungan" atau "berkenaan". Karena ada pilihan kata lainnya.
Membaca buku juga menjadi sarana hiburan. Misalnya membaca novel atau cerpen, dimana kadang kita ikut terbawa dalam cerita dan berimajinasi tentang para tokoh dan latar cerita.
"Ini jenis buku yang bikin candu! Saya tak mampu berhenti membalik halaman sampai tamat," tulis A. Fuadi pada cover novel Sepatu Dahlan. Yang itu berarti membaca novel mampu memberikan hiburan dan membuat ketagihan untuk segera mengkhatamkan.
Adakalanya pula, kita mendapati quote-quote menarik dan pesan-pesan moral yang membangkitkan motivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena ego dan gengsinya, acapkali manusia tidak senang dinasehati secara langsung, tetapi akan lebih patuh pada nasehat yang disampaikan dalam cerita.
Membaca juga menjadi syarat untuk bisa menulis. Ketika kita membaca, otak akan merekam informasi, termasuk tanpa kita sadari kita belajar bagaimana susunan sebuah kalimat. Dengan pengalaman yang lebih banyak dalam membaca, membuat kita memiliki beragam contoh kalimat, sehingga kita tidak akan kesulitan mencari kalimat sebagai jembatan ke alinea berikutnya.
Tentu modal banyak membaca ini perlu dilengkapi dengan banyak menulis.
Stephen King pernah berkata: "Kalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas."
Andai kita sadari, kemampuan membaca dan menulis merupakan skill yang sangat mendasar. Apalagi di dunia kerja yang berkaitan dengan penyusunan analisis dan rekomendasi.
"Seorang ASN tidak hanya dituntut untuk melakukan tugasnya, tetapi juga harus memiliki kompetensi untuk menuangkan ide-ide bermanfaat melalui tulisan," ungkap seorang pejabat Deputi BKN.
Untuk menghasilkan analisis dan rekomendasi yang semakin berkualitas, skill membaca dan menulis ini perlu terus diasah. Keduanya laksana pisau atau gergaji. Bukankah pisau dan gergaji yang tajam lebih bagus daripada yang tumpul?
Tak hanya bermanfaat bagi organisasi, pada dasarnya dua skill tersebut sangat berguna bagi pemiliknya. Bahkan, untuk menjadi youtuber, terutama konten yang berisi opini atau standup comedy, memerlukan penulisan naskah yang bagus. Dengan kata lain, dengan banyak membaca dan menulis akan memudahkan dalam menulis naskah konten itu.
Sebagai contoh, kita bisa melihat beberapa youtuber seperti Raditya Dika, Rhenald Kasali dan beberapa lainnya adalah juga seorang penulis.
Apakah kemudian saya tertarik menjadi youtuber?
Sambil menikmati kuliner Mie Tiaw ini, saya sedang berpikir mencari topik yang belum digarap youtuber lainnya.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi