Angka

 --- (Ditulis tanggal 12 Juli 2020) ---

Setiap hari kita bergumul dengan bilangan. Yang dilambangkan dengan angka. Dan angka sudah menjadi bagian hidup manusia. Kapan itu bermula?
Tak begitu jelas siapa yang pertama menemukan angka. Ada yang bilang: untuk pertama kalinya catatan angka ditemukan pada selembaran tanah liat. Yang dibuat oleh bangsa Sumeria di wilayah Mesopotamia. Sekitar tahun 3.000 SM.
Sejarah angka adalah sejarah peradaban manusia. Di setiap kebudayaan memiliki cara dan bentuk penulisannya. Bangsa Mesir kuno menulis angka dengan apa yang disebut hieroglif. Orang Romawi menggunakan tujuh tanda: I, V, X, L, C, D, dan M.
Di tempat lain, bangsa India telah menggunakan bentuk angka yang kemudian dikembangkan oleh orang Arab dan terus dilengkapi manusia lainnya hingga menjadi angka modern yang kita kenal saat ini. 0 hingga 9. Yang dengan angka-angka itu telah memudahkan kita memahami tentang jumlah, kenaikan, penurunan dan segala yang terkait dengan perhitungan.
Dari angka pula manusia melakukan interpretasi. Karena angka adalah simbol. Dan kebudayaan manusia lekat dengan simbol-simbol.
Ernst Cassirer, seorang Filosof, menyebut: manusia sebagai makhluk yang menangani simbol-simbol.
Menurut Carl Gustaf Jung, seorang ahli psikologi-analisa, simbol adalah sesuatu yang mempunyai konotasi yang spesifik dan mengandung sesuatu yang samar.
Dalam KBBI, simbol bersinonim dengan kata lambang. Yang bisa berarti petunjuk, sinyal atau tanda.
Sebagai petunjuk, angka telah memudahkan manusia berkomunikasi. Berkat angka kita terbantu untuk menyampaikan ide dan gagasan. Serta kecemasan.
Begitulah. Pada angka pula kita tahu akan sebuah kengerian. Ketakutan. Seperti pada angka korban pandemi saat ini. Dan juga kekhawatiran. Sebagaimana pada angka ramalan pertumbuhan ekonomi. Atau kegeraman. Seperti saat Presiden melihat angka realisasi pengeluaran.
Sudah barang tentu, semua itu bukan sesuatu yang kita kehendaki. Kita ingin dari angka-angka bisa melihat sebuah harapan.
Bagaimana caranya? Hanya satu. Bekerja lebih keras untuk mengubah angka-angka itu. Dengan cara yang baru. Tentu tak bisa sendiri. Harus bersinergi.
Namun demikian, sejatinya tidak semua angka menunjukkan kekhawatiran. Setidaknya angka pertumbuhan pesepeda bisa menjadi secercah harapan.
Tabik.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi