Defisit Kalori
- (Ditulis tanggal 25 Juni 2022) -
Inilah yang berusaha dilakukan oleh orang-orang modern sekarang ini. Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan kandungan "kalori" di dalam tubuhnya. Entah sebagai life style, agar good looking atau memang untuk kesehatan.
Salah satu cara yang dilakukan adalah berolah raga, baik lari, gowes, nge-gym atau olah raga lainnya. Intinya: agar timbunan karbo itu terbakar dan sedikit demi sedikit menipis.
Percayalah. Itu tak pernah semudah yang kita tonton di youtube. Tak sedikit yang akhirnya putus asa, lalu berkata "terserah!". Yang artinya bisa macam-macam. Bisa bermakna sudah pasrah dan menerima keadaan serta percaya itu sudah takdirnya. Atau bisa juga berarti kekecewaan yang mengendap dan terus menumpuk yang entah kapan akan meledak.
Mengapa sebagian besar orang yang berolah raga gagal dalam defisit kalori, atau malah tumbuh subur?
Atau mengapa yang sudah rajin sit up, plank, perutnya juga gak sixpack-sixpack?
Pertama, untuk menurunkan beban kita atas timbunan karbo, tak akan cukup hanya dengan berolah raga.
Kedua, pola makan dan apa yang kita makan adalah kunci aslinya.
Jadi, meskipun rajin berolah raga, rajin gowes, lari setiap hari, tapi setelah itu kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak dari yang digunakan untuk olah raga, ya bagaimana mungkin terjadi defisit.
Dan itu barangkali juga terjadi pada saya yang mengkonsumsi kuliner ini. Bagaimana mungkin dengan gowes beberapa kilo, yang setelah itu makan "Roti Cane Kari Sapi" bisa terjadi defisit kalori? :D
Begitulah. Karena sejatinya mendefisitkan kalori itu tidak cukup dengan olah raga, tapi juga perlu "puasa". Camkan! :D