Pepaya Madu

 - (Ditulis tanggal 17 Juni 2022) -

Makna kata "buah-buahan" sudah pasti berbeda dengan "mobil-mobilan" atau "uang-uangan." Yang pertama artinya beragam buah, yang kedua dan ketiga berarti tiruan atau bukan mobil atau bukan uang sebenarnya.
Ahli gizi mengatakan atau buku-buku pelajaran sekolah menuliskan bahwa buah-buahan sangat bagus untuk dikonsumsi. Buah menjadi bagian dari "4 sehat 5 sempurna". Buah mengandung anti oksidan, banyak serat, berbagai vitamin, yang semuanya dibutuhkan oleh tubuh supaya tetap sehat.
Kesimpulannya: buah itu sehat.
Tak ada lagi perdebatan soal ini. Sesuatu yang sudah mutlak. Kalau pun ada yang ingin mendebat, ujung-ujungnya adalah debat kusir. Sebagaimana yang sering terjadi ketika semua pihak bertahan dengan ego masing-masing.
Bahkan ketika terjadi debat kusir, "Bruaakk!" Meja terbelah. Sang Kuda naik pitam dan lepas kendali. Dua kusir tertunduk memegang cemeti.
Begitulah. Absurd. Sebuah fiksi yang "tidak jelas" yang menggambarkan debat kusir itu sendiri. Karena yang hadir adalah perselisihan yang merusak hati dan pikiran, alias nutrisi kesakitan. Termasuk informasi yang hoax-hoax itu, yang tumbuh subur di medsos itu, apalagi di grup-grup wa itu. Yang sebentar lagi akan bertambah marak dengan makin dekatnya tahun politik. Semua itu adalah nutrisi yang buruk. Yang merupakan kebalikan dari manfaat buah-buahan. Yang menjaga kesehatan badan.
Ada banyak macam buah. Salah satunya adalah pepaya. Manfaat pepaya tak perlu lagi dipersoalkan. Semua sepakat, sangat bagus untuk tubuh kita. Hanya saja, tidak semua orang suka. Disinilah problemnya.
Ada yang bilang rasanya tidak enak. Ada yang menyebutnya makanan burung. Faktanya, pepaya adalah salah satu buah yang hadir di menu breakfast, lunch maupun dinner hotel-hotel berbintang.

Mungkin yang bilang tidak enak karena belum pernah merasai pepaya jenis ini. Pepaya madu. Jangan dilihat bentuknya yang kecil-kecil, tapi rasanya.... muuaaanniissss, nis nis nis..

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi