Mengejar Target

 - (Ditulis tanggal 5 Juni 2022) -

Tersisa kurang dari satu bulan dari sekarang, kita akan segera melewati periode triwulan II atau semester I 2022. Ada beberapa target yang perlu diraih sampai dengan triwulan II ini.
Khususnya bagi satker K/L, melihat angka realisasi belanja saat ini, mesti dilakukan untuk mengevaluasi apakah sudah tercapai target penyerapan anggaran. Atau kalau memang belum dan pasti belum teraih, masih kurang berapa persen lagi yang harus direalisasikan. Atau jika dinominalkan, berapa miliar atau juta lagi yang harus dibelanjakan untuk mewujudkan target itu, dalam waktu sampai dengan akhir Juni.
Sesuai reformulasi IKPA, target realisasi belanja ditetapkan setiap triwulan untuk masing-masing jenis belanja. Pada triwulan II, target penyerapan belanja pegawai 50%, belanja barang 50%, belanja modal 40% dan belanja bantuan sosial 50%.
Setelah menghitung nominal anggaran yang mesti direalisasikan untuk sampai pada target, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi tagihan-tagihan belanja yang belum dibayar. Atau menginventarisir belanja atau pembayaran yang sesuai ketentuan sudah bisa direalisasikan pada bulan Juni ini. Baik itu belanja barang, atau pembayaran honor, tunjangan, dll.
Misalnya tunjangan profesi guru, yang mungkin biasanya dimintakan secara 3 bulanan, bisa dicairkan sekarang. Toh, itu juga akan membuat bahagia para guru, khususnya guru non PNS. Jika memang bisa dibayarkan setiap bulan, mengapa mesti dirapel? Menunda-nunda pembayaran kepada yang berhak adalah dholim, apalagi kepada guru non PNS, yang mengandalkan hidupnya pada tunjangan sertifikasi itu.
Sebagai aparat Kanwil dan KPPN, berhasil membuat satker membayarkan tunjangan profesi secara rutin setiap bulan, adalah bagian dari prestasi dan itulah diantara sebenar-benarnya RCE.
Bahwa semestinya di level pusat dibuatkan saja ketentuan: pembayaran tunjangan profesi ini harus dibayarkan setiap bulan. Jadi, tidak perlu memberikan opsi bisa dirapel.
Mempercepat pembayaran tunjangan profesi diatas, adalah contoh bagaimana agar target triwulan II dapat tercapai. Tagihan-tagihan untuk jenis belanja barang juga perlu segera dibayarkan di Juni ini. Bila memang sudah jatuh tempo, tidak perlu menundanya.
Secara umum, tantangan yang kerap dihadapi adalah pada penyerapan belanja barang dan modal. Untuk belanja modal, satker agar segera mengecek kontrak-kontrak yang belum selesai, yang termin kontraknya sudah jatuh tempo. Terhadap termin yang belum dibayarkan ini, segera diajukan pembayarannya ke KPPN. Termasuk segera melaksanakan proses pengadaan barang/jasa untuk pekerjaan yang belum dilaksanakan.
Sebenarnya, langkah-langkah tersebut, sudah sering disampaikan baik oleh Kanwil maupun KPPN. Hanya saja, setiap tahun persoalan dan tantangan yang dihadapi satker selalu berulang.
Bagi Kanwil dan KPPN, pengulangan-pengulangan tersebut tentunya .tidak membuat putus asa. Justru sebaliknya, menjadi pelecut untuk menemukan metode yang lebih inovatif dan relevan, yang lebih efektif mendorong satker untuk meningkatkan kinerja anggarannya.
Seorang senior mengatakan bahwa jangan belum-belum menyalahkan satker. Cobalah introspeksi ke internal dulu. Jangan-jangan metode monev kita belum berjalan efektif, karena itu perlu terus diperbaiki. Bisa karena materi monev -yang disampaikan dalam Rakor, one on one, FGD dan kegiatan lainnya- terlalu monoton, hanya berisi ketentuan, rekomendasi normatif, atau data dan analisis yang dipaparkan terlalu sederhana, hanya realisasi dibagi pagu. Atau malahan belum punya alat atau tool monev yang informatif.
Untuk itu, terus berkreasi memvisualisasi data dan memperkaya analisis perlu dilakukan agar persuasi dan rekomendasi ke satker semakin menohok dan mampu memacu kinerja satker.
Langkah seorang senior lainnya ini bisa juga ditiru. Ketika mengejar target penyerapan, dia mengadakan weekly meeting dengan KPPN. Dipaparkan data target dan sisa nominal anggaran yang mesti direalisasikan untuk mencapai target tersebut. Setiap minggu pada periode itu, KPPN diminta untuk menjelaskan capaiannya, tantangannya, dan langkah-langkah yang telah dan akan ditempuhnya. Dengan demikian, Kanwil dan KPPN benar-benar aware dan paham dengan satker mitra kerjanya.
Tidak hanya melalui monev KPPN, Kanwil dapat mengadakan Rakor dengan beberapa satker besar yang belanjanya berkontribusi signifikan bagi pencapaian target wilayah. Termasuk audiensi dengan pimpinan daerah terutama guna mendorong percepatan penyerapan anggaran dekon/TP, tidak terkecuali DAK fisik dan dana desa.

Oleh sebab itu diperlukan persiapan yang matang untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang notabene merupakan EPA itu. Khususnya, menyiapkan data, analisis dan rekomendasi. Yang mana prosesnya bisa tetap dilakukan secara santai dengan selingan rasa nikmat kuliner "Choi Pan" dengan varian isi: rebung, kucai dan bengkoang, beserta minuman pelengkap: kopi susu.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi