Memorabilia Rest Area

 - (Ditulis tanggal 29 Juli 2023) -


Siang itu, kami singgah di rest area. Yang dekat pintu tol Salatiga itu. Dia yang minta. Katanya belum pernah mampir. Penasaran.
Rest area itu ada dua, tapi satu. Ada dua karena letaknya yang di kiri dan kanan jalan tol. Satu, karena ada jembatan penyeberangan yang dibangun di atas jalan tol menghubungkan dua rest area itu. Itulah yang barangkali membuat dia penasaran. Dan sejatinya saya pun penasaran.
Parkiran sudah penuh. Tak dapat bagian. Selain juga minder, kalau harus jejeran mobil-mobil keren. Liburan sekolah, rupanya membuat orang-orang berhamburan. Akhirnya kami parkir di pinggir jalan keluar rest area, yang jalanannya lumayan lebar. Meski kemudian kami harus berjalan agak jauh ke bangunan rest area. Tak apa, demi dia. Yang sudah merelakan diri menjemput saya.
Ini rest area dengan konsep mall. Dengan beberapa lantai. Ada kedai dan resto. Dan juga toko-toko pakaian. Pun oleh-oleh.
Dia mengajak menyeberang ke rest area sebelah. Melewati jembatan itu. Yang membuat kami bisa berdiri tepat di atas jalan tol itu.
"Mau foto-foto?" Tanya saya.
"Engga ah, ndeso," ujarnya, sembari senyum. Yang saya respon dengan tertawa.
Kami terus berjalan, melihat-lihat yang sekiranya menarik untuk dibeli. Tiba di satu toko pakaian, dia berhenti. Ada pakaian yang memikat hatinya. Dia pilih-pilih. Lalu, bercakap-cakap dengan yang bekerja di toko itu. Sejurus kemudian, mengajak saya pergi. Tak jadi beli.
Ternyata, dari rest area yang sebelah barat itu, kami bisa melihat pemandangan sawah. Dan pepohonan.
Kami berhenti. Di kedai ice cream dari korea itu. Yang saya sudah lama penasaran. Kini kesampaian. Kami nongkrong di kursi meja yang tersedia di tempat ice cream, sambil menikmati pemandangan. Dan juga orang lalu-lalang. Tentu sembari makan ice cream. Manis. Enak. Dan ada rasa khas. Sesekali tak apalah makan yang manis-manis. Mumpung ada yang menemani. Yang juga manis. Maka, komplitlah hari itu: hari termanis. Hehehe...
Lantas, kami berdiskusi. Bagaimana nanti dengan generasi anak-anak kita nanti. Di tengah serbuan minuman manis, beraneka ragam itu. Apa itu kopi, boba, ice cream, soda, dan entah apa lagi. Yang rasa manisnya itu membuat candu. Yang barangkali kelak berdampak merajalelanya diabetes.
Belum lagi makanan. Yang junk food itu, yang frozen food itu, yang mie instan itu, yang ber-MSG itu. Yang rasanya juga bikin candu itu. Yang bisa jadi, karena makanan begitu pada ibu hamil, membuat angka stunting masih menjadi PR. Dan juga berdampak penyakit lainnya.
Tentu saja, melarang orang jualan makanan dan minuman itu, juga tidak bijaksana. Kenyataannya, banyak UMKM tumbuh dan berkembang dari memasarkan produk-produk makanan dan minuman itu.
Bak buah simalakama. Karena itu, disinilah perlunya edukasi dan literasi. Tentang hidup sehat. Pentingnya makan sayuran dan buah-buahan. Dan olahraga. Yang barangkali setidaknya mengurangi imbas atas konsumsi makanan dan minuman kekinian.

Ice cream itu habis. Lalu, kami ke masjid. Sholat ashar. Dan kembali ke mobil. Untuk melanjutkan perjalanan.
Ada dua pilihan. Tetap lanjut lewat tol atau keluar pintu tol Salatiga, terus lewat Karanggede-Gemolong. Kami putuskan pilih yang kedua. Sebuah jalur masa silam yang penuh kenangan. Dan saya bernostalgia dengan jalur itu.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi