Quality Time

  - (Ditulis tanggal 12 Mei 2024)  - 


Bahkan kami mengulanginya kembali. Datang ke kota ini. Setelah tiga tahun yang lalu, di masa covid. Untuk sebuah quality time. Tak banyak waktu yang kami miliki. Maka dalam waktu singkat itu, kami berpantai-pantai. Berenang. Mengambang. Mendayung sampan. Dan tentu saja menikmati sunset.
Kenyataannya, yang satu ini juga tak pernah terlewat. Kulineran. Yang karena di tepian laut, maka pilihan seafood adalah wajib. Bersyukur tak ada dari kami yang alergi. Alias, kami punya kesukaan yang sama. Bahkan termasuk kegemaran pada buah yang terlarang masuk hotel itu. Hanya kadarnya saja yang berbeda.
Kalimat pertama diatas semakin menegaskan apa yang sering disebut bahwa sejarah itu akan berulang. Tak ada rencana sekalipun ketika pertama kali datang ke kota ini, untuk berniat datang lagi.
"Oo ini puskesmas ....., banyak pasienku yang berasal dari sini," kata Wauw saat kami melewati satu puskesmas, ketika kami berkendara menuju salah satu pantai.
Rupanya inilah tahapan dalam kehidupan setiap ortu saat anak-anaknya mulai meniti karier dan menggapai cita-cita. Ya, mengunjungi, membersamai, mensupport dan tentu saja mengajaknya untuk sejenak relax atau piknik, alias healing. Termasuk memastikan dia akan baik-baik saja berada di kota ini untuk beberapa lama.
Cerita pengalaman bertemu dan menangani pasien terangkai dalam kalimat dan tutur kata Wauw. Baik itu yang lucu, sedih dan menegangkan, telah mewarnai kebersamaan kami.
Barangkali inilah hakikat sebuah quality time. Dipenuhi dengan percakapan dan diskusi. Bukan masing-masing asyik dengan gadgetnya sendiri-sendiri. Yang ini sudah dimana-mana terjadi. Yang entah siapa yang mesti bertanggungjawab atas kekonyolan itu.
Berdekatan tapi jauh sehingga minim komunikasi. Itulah dampak distraksi gadget yang telah melemahkan komunikasi antar anggota keluarga. Bahkan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
"Sekarang banyak kasus speech delay pada anak karena gadget," kata Wauw.
Begitulah. Bagaimanapun di jaman ini membuat quality time tidak lagi mudah. Meski tak terpisah jarak, adakalanya justru berjauhan. Malah sebaliknya. Yang hal ini setidaknya menjadi penenang bagi sebagian orang. Yang akan semakin menenangkan jika mampu menjalankan poin dari percakapan menarik di film bajak laut karibia. Bahwa satu hari yang berkualitas bisa jadi menentukan sebuah relasi.
''1 hari di darat. 10 tahun di lautan. Harga yang sangat mahal untuk apa yang sudah dilakukan''. 'Tergantung pada satu hari itu'. (Pirates of the carribbean - At Worlds End)

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi