Pembiayaan SBSN Pada Proyek Infrastruktur

Dimuat di Koran Pontianak Post, Senin 27 Juni 2022 dan website Pontianak Post tanggal 29 Juni 2022 pada link: https://pontianakpost.jawapos.com/opini/29/06/2022/pembiayaan-sbsn-pada-proyek-infrastruktur/

------------------------------------------------------

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) telah menjadi salah satu instrumen anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Sejak tahun 2013 pemerintah menggunakan SBSN sebagai salah satu alternatif pembiayaan infrastruktur. Tentu, infrastruktur yang dimaksudkan adalah proyek infrastruktur yang bersifat prioritas dan memiliki output dan outcome yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Berdasarkan rilis Kementerian Keuangan, perkembangan pembiayaan proyek SBSN menunjukkan angka yang signifikan. Tahun 2021 nilai proyek yang dibiayai SBSN mencapai Rp27,58 triliun, padahal pada tahun 2013, yaitu saat pemerintah baru memulai menggunakan SBSN, proyek yang dibiayai SBSN hanya sebesar Rp800 miliar. Hal ini juga menunjukan kepercayaan masyarakat untuk memilih SBSN sebagai alternatif instrumen investasi.

Merujuk definisinya, SBSN atau dikenal dengan istilah sukuk, merupakan bukti utang pemerintah kepada masyarakat pada suatu proyek dimana masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pendapatan dan berhak mendapatkan kembali dananya jika telah jatuh tempo. Berbeda dengan surat utang negara (SUN), SBSN diterbitkan berdasarkan prinsip syariah. Oleh karena itu, proyek-proyek yang dibiayai dari SBSN adalah proyek yang tidak melanggar ketentuan syariah.

 

Perkembangan Proyek SBSN di Kalbar

Menurut data Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Kalbar, pada tahun 2022 dari alokasi APBN yang disalurkan oleh enam Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di Kalbar sebesar Rp15,4 triliun, sebanyak 6,58% merupakan alokasi proyek SBSN atau senilai Rp1,01 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2021, alokasi proyek SBSN di Kalbar mengalami peningkatan, dimana alokasi tahun 2021 sebesar Rp964 miliar atau 5,73% dari keseluruhan alokasi APBN yang disalurkan KPPN di Kalbar. Secara umum, sumber dana APBN terdiri dari rupiah murni, pinjaman luar negari, pendapatan negara bukan pajak, pendapatan badan layanan umum, hibah dan SBSN.

Berdasarkan data Kanwil DJPb Kalbar, pembiayaan SBSN di Kalbar telah ada sejak tahun 2016, dengan alokasi sebesar Rp133 miliar atau memiliki porsi 1,45% dari total anggaran yang dikelola enam KPPN di Kalbar. Artinya, selama kurun waktu 2016-2022, pembiayaan SBSN di Kalbar mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dengan basis data alokasi tahun 2016, peningkatan alokasi pembiayaan SBSN di Kalbar tahun 2022 mencapai 661%.

 

Kinerja Realisasi Proyek SBSN

            Dari tahun ke tahun, kinerja realisasi proyek SBSN mengalami fluktuasi. Pada awal alokasi SBSN hadir di Kalimantan Barat, belum diimbangi dengan kinerja realisasi yang tinggi. Kemungkinan hal ini disebabkan karena baru pertama kali sehingga masih memerlukan proses pembelajaran dan adaptasi dalam pelaksanaan proyek SBSN. Seiring waktu, kinerja realisasi proyek SBSN mengalami peningkatan.

            Tahun 2017 dan 2018 realisasinya mencapai 83,05%  dan 82,04%, yang kemudian pada tahun 2019 turun menjadi 69,66%. Justru di masa pandemi covid-19 tahun 2020 dan 2021, kinerja realisasi proyek SBSN mengalami peningkatan, yaitu sebesar 88,91% dan 84,09%. Artinya, meskipun terjadi pandemi, pembangunan infrastruktur di Kalbar melalui pembiayaan SBSN tetap berjalan dengan baik.

Untuk tahun 2022, sampai dengan tanggal 17 Juni 2022, realisasi proyek SBSN di Kalbar baru sebesar 7,64%. Mengingat sama-sama belanja modal, tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek SBSN relatif sama dengan proyek-proyek pemerintah lainnya. Sesuai karakter pelaksanaan belanja modal, realisasinya selalu menunjukkan grafik yang melonjak di periode terakhir.

Sebenarnya pemerintah melalui Kemenkeu telah menargetkan realisasi belanja modal pada triwulan II sebesar 40%, sebagaimana tertuang dalam peraturan tentang indikator kinerja pelaksanaan anggaran kementerian/lembaga. Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek SBSN menyebabkan target triwulan II tersebut sulit diraih.

Selain itu, kondisi tersebut juga terjadi karena seluruh pihak berupaya memastikan seluruh kebijakan dan aspek teknis dalam pembangunan proyek SBSN ini dikelola dan dilaksanakan secara baik, prudent, dan akuntabel.

 

Rekomendasi

            Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi terkait pelaksanaan proyek SBSN. Petama, sejak tahun 2016, SBSN telah mampu memberikan alternatif pembiayaan bagi pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat Kalimantan Barat.

            Kedua, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terutama para investor yang telah menaruh dananya pada instrumen SBSN, informasi terkait keberhasilan pembangunan infrastruktur dari dana SBSN perlu dipublikasikan. Diharapkan dengan kepercayaan publik yang semakin tinggi, keinginan masyarakat untuk menempatkan investasinya pada SBSN juga meningkat. Tentu, hal ini akan sangat membantu pemerintah yang tengah getol dalam pembangunan infrastruktur.

           Ketiga, hadirnya proyek-proyek SBSN di Kalimantan Barat perlu juga diketahui oleh masyarakat Kalimantan Barat. Selain menjadi bagian dari upaya transparansi atas pelaksanaan APBN, diharapkan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Kalbar mengenai SBSN, dimana melalui instrumen investasi SBSN, masyarakat dapat berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan Kalbar.

Keempat, mendorong kementerian teknis dan pemerintah daerah untuk membuat inovasi dan melakukan berbagai terobosan guna meningkatkan kinerja realisasi belanja modal. Tidak saja pada pelaksanaan belanja modal dari SBSN, termasuk juga pada pelaksanaan belanja modal dari sumber pembiayaan lainnya. Selain memang selaras dengan arahan Presiden, percepatan belanja modal memiliki pengaruh positif bagi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi.

 

***


Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi