Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Kursor Random

 - (Ditulis tanggal 7 November 2020) - Ini kejadian di Demak. Minggu lalu. Saat saya mengikuti acara workshop dana desa di aula hotel. Seperti biasa, saya akan mencatat jalannya acara dan pernyataan-pernyataan menarik dari pembicara untuk bahan liputan.  Yang biasanya saya mencatat dengan handphone, kali itu saya membawa laptop. Karena baru, hehehe.. Saya membuka laptop dan mulai mencatat. Selesai satu kalimat, saya berhenti untuk menyimak.  Saat asyik menyimak, tiba-tiba mata saya tertuju ke layar msword. Kursor bergerak-gerak sendiri. Kadang memblok tulisan. Padahal, tangan saya tak menyentuh area mouse atau memegang mouse. Bahkan menyentuh laptop pun tidak. Kursor kemudian berhenti, lalu bergerak lagi seolah ada yang memainkan mouse.  Saya mulai berpikir keras. Masak laptop baru jatah saya atas jabatan sementara itu rusak?  Saya belum berpikir ini karena ulah sesuatu yang tak kasat mata. Sebab di tempat itu ada banyak orang dan masih pagi.  Saya makin penasaran, kenapa dengan laptop

Kosakata Kapital Dalam Arena

  - (Ditulis tanggal 4 November 2023) -   Bila suatu konsep atau teori bisa diterangkan dengan penjelasan yang ringkas, simpel, rasional dan mudah dipahami, maka konsep atau teori itu bisa diyakini kebenarannya. Berangkat dari pemikiran itu, kemudian para intelektual menciptakan istilah, kosakata dan variabel baru yang mewakili suatu penjelasan yang bisa panjang. Ada pula yang menciptakan indikator. Untuk memudahkan dalam pengukuran atau melihat progres suatu aktivitas. Pun dalam bentuk kode-kode yang berupa angka-angka, huruf atau kombinasinya. Maka kemudian, kita mengenal istilah dan kosakata di dunia kedokteran, ekonomi, pertanian, dll. Termasuk di lingkungan pemerintahan. Yang bahkan di setiap departemen di pemerintahan itu punya istilah atau terminologi tersendiri lagi. Munculnya istilah-istilah itu pasti diikuti dengan definisi atau pengertian atas istilah itu. Lebih gampangnya, silakan buka suatu peraturan. Disana di bab awal akan dimulai dengan bab pengertian atau definisi. Yan

Memaknai Keterlemparan

     - (Ditulis tanggal 15 Oktober 2023) -   Bermula dari sebuah pdf, beberapa manusia kemudian terlempar di suatu tempat. Yang jauh dari asal-usulnya. Jauh dari latar kehidupannya. Lantas, bisa dibayangkan apa yang berkecamuk dalam dirinya. Beragam pertanyaan eksistensialis, lalu-lalang mencari jawaban. What is life? Who am I? Why am I here? What am I living for? Pada saat demikian, sebuah pencarian makna hidup menemukan awalan. Yaitu berawal dari kesadaran akan keberadaannya di tempat itu, dan dilanjutkan dengan menemukan jawaban mengapa dia ada disana. Inilah kondisi yang disebut eksistensi mendahului esensi. Berbeda dengan hewan, tumbuhan dan binatang, pencarian makna ini sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Yang ketika belum terpenuhi, membuat hidup manusia itu akan terasa hampa dan sunyi. Apalagi ketika dia harus menjalani satu episode rutinitas harian, bak cerita Sisifus yang bolak-balik mendorong batu ke atas bukit, yang juga bolak-balik menggelinding itu. Disitulah kemudian

Will to Power

   - (Ditulis tanggal 14 Oktober 2023) -   Apa yang menjadi pemikiran Nietzsche menemukan kebenarannya. Will to power. Alias kehendak untuk berkuasa. Inilah yang mendasari gerak hidup manusia. Rumusan ini ditulis oleh Martin Heidegger, setelah mempelajari tulisan-tulisan Nietzsche. Contoh kongkretnya sangat nampak pada kondisi sekarang ini. Pilpres, pileg, pilkada, pilkades. Segala upaya dan sumber daya disinergikan untuk menggapai apa yang disebut power. Apalagi yang namanya perang. Sangat terang benderang, para pihak ingin saling mengalahkan dan menguasai pihak lainnya. Pun pada arena yang berbeda. Dikatakan Heidegger: konsep pemikiran para filsuf mulai dari Socrates, Platon, Aristoteles, Kant, Hegel, dll, sejatinya bermula dari will to power. Ketika kita punya ide, gagasan, konsep, maka biasanya kita berjuang agar ide dan konsep itu bisa dijalankan. Pada banyak forum, kita bisa saksikan orang berdebat untuk memenangkan pendapatnya. Dalam konteks ini, power agar dimaknai tidak sebat

Pohon Kredit Karbon

Gambar
 - (Ditulis tanggal 8 Oktober 2023) - Kini saya paham. Apa yang mereka rasakan. Yang rasa itu saya alami dan menjadi sebuah pengalaman. Yang acapkali pengalaman ini bisa mengalahkan nalar pikiran. Atau mungkin dibalik alurnya. Ketika kita memperoleh penjelasan yang masuk akal, belum tentu itu mampu mengubah paradigma kita. Butuh sebuah rasa batin yang dialami sendiri. Yang dengan pengalaman rasa itu, apalagi yang sangat dalam, menjadi sebuah pijakan untuk suatu perubahan mindset. Maka, senyawa antara pemikiran yang rasional dan suatu pengalaman batin, merupakan metafisika yang mampu membuat sebuah titik balik pada seseorang. Begini kongkretnya. Selepas joging kurang lebih 30 menit tanpa jeda dan senam peregangan, dibawah pohon rindang itu saya terusik dengan suara-suara kicauan burung. Dalam posisi berdiri dan mendongak ke atas pohon, saya memfokuskan diri untuk mendengarkan suara-suara itu. Suara burung-burung bersahutan dan mungkin juga suara dari hewan lainnya. Sambil telinga terus

Empat Kausa Aristoteles

Gambar
   - (Ditulis tanggal 30 September 2023) - Saya joging lagi. Di Siring. Pada hari kejepit itu. Start jam 5.50, finish 6.21. Tanpa jeda. Lalu saya berhenti di lokasi prasasti pembangunan Taman Siring. Yang ada tanda tangan Gubernur itu. Tercantum disitu tahun 2006. Di tempat prasasti itu, saya senam. Peregangan. Yang keliru. Alias tidak tepat. Mestinya peregangan dilakukan sebelum lari. Tapi, itu sudah menjadi kebiasaan saya. Sebagaimana kebiasaan-kebiasaan lainnya. Yang mesti diubah. Seperti kebiasaan dalam menyerap belanja. Apa kebiasaan itu? Landai di awal, melonjak di akhir. Yang itu sekali lagi harus diubah. Agar lebih memberikan dampak optimal. Untuk itu kemudian, pemerintah terus berkreasi, berinovasi dan membuat inisiatif strategis untuk mendorong akselerasi belanja. Tidak saja itu, tapi sekaligus bagaimana mewujudkan sinergi fiskal yang lebih optimal. Tentu yang dimaksud adalah sinergi APBN dan APBD. Untuk APBN, ditilik datanya, semakin kesini sudah terlihat progresnya. Realis

Masjid Pusaka

Gambar
   - (Ditulis tanggal 24 September 2023) -   Masjid antik ini hampir 100% dibuat dari kayu ulin. Kayu yang sudah langka dan sekarang dilindungi itu. Kayu yang kokoh, yang bahkan jika terendam air pun tetap kuat. Pada jamannya, kayu ini menjadi bahan baku untuk rumah-rumah penduduk. Termasuk untuk bahan bangunan masjid ini, dari lantai hingga atapnya. Namanya Masjid Su'ada. Terletak di Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Yang ibukotanya bernama Kandangan itu, dengan kuliner khasnya: Ketupat Kandangan. Yang bagi seorang profesional, menyantapnya dengan cukup pakai tangan. Ini tentu menjadi salah satu Masjid Pusaka di Bumi Banua, yang terus dijaga kelestariannya. Yang tentu saja memiliki kisah keramat dan keyakinan akan keutamaan yang tetap terpelihara. Tak ada niat awal untuk mampir sholat di Masjid itu, tetapi rupanya Tuhan menuntun saya untuk bisa ruku' dan sujud di Masjid Pusaka ini. Semua itu bermula dari perjalanan kami pulang dari Banjarmasin.

Bekantan Kesepian?

Gambar
   - (Ditulis tanggal 23 September 2023) - Pagi itu, saya joging. Dari hotel ke arah Mall lalu belok kiri, terus menyusuri jalanan kemudian belok kiri lagi, dengan tetap terus lari menuju Siring Sungai Martapura. Saya tetap lanjut lari menyusuri jalanan Taman Siring itu dan terus memutar hingga balik ke tempat saya tiba di Siring tadi. Masih terlihat sepi saat saya tiba di Siring, dan dari menit ke menit terlihat orang mulai berdatangan untuk jalan-jalan pagi atau berwisata di sepanjang Siring itu. Ada perahu wisata yang bersandar dan siap mengantarkan wisatawan menuju lokasi-lokasi wisata lainnya. Rupanya, wisata sungai menjadi salah satu andalan sekaligus daya tarik. Sebenarnya di Siring ada lokasi pasar apung, tapi pagi itu belum terlihat ibu-ibu yang berjualan di perahu. Saya mungkin agak kepagian, atau memang bukan jadwalnya pasar apung. Ketika saya berhenti joging, saya lihat jam di HP. Dihitung dari waktu saya berangkat tadi, saya berhasil menempuh waktu 30 menit nonstop. Cukupl

Kedok-an

  - (Ditulis tanggal 13 Agustus 2023) - Kedok an. Saya tak tahu persis arti sebenarnya. Saya memaknai kedokan sebagai areal sawah yang siap untuk ditanami. Terutama padi. "Weh, melu (ikut) nyemplung kedokan" Kalimat ini masih terngiang di telinga. Padahal sudah lama sekali. Kala masih beranjak remaja. Itu adalah kalimat pujian bapak pada anaknya yang mau ikut membantu menyiapkan benih padi di kedokan untuk siap ditandur. Dengan jalan mundur itu. Padahal tentu pakaian dan badan akan menjadi kotor. Terkena lumpur dan air kotor. Entahlah, apa yang dipikirkan bapak ketika melihat anaknya berlumpur-lumpur. Pastinya senang, karena dibantu. Tapi, barangkali pikirannya langsung menerawang, bagaimana masa depan anaknya ini. Apakah juga akan mengikuti jejak bapaknya? Bercocok tanam? Di sawah secuil itu? Ataukah akan punya penghidupan yang lebih baik. Time so flies... Baru-baru ini kabar dari dusun berkata: sekarang sedang bagus-bagusnya harga gabah. Tentu saja, dampak kemarau. Dan elni

Kera Putih Sengon

   - (Ditulis tanggal 12 Agustus 2023) - Dahulu. Ada pohon sengon di belakang rumah. Katanya ada penunggunya. Entah siapa yang pertama kali bilang begitu. Saya lupa. Katanya, di atas pohon itu ada kera putih. Saat ada orang menatap pohon sengon itu, kera putih itu akan bersembunyi. Ia akan muncul saat tak ada lagi orang yang melihatnya. Maka, saya pun penasaran. Setiap saya berada di belakang rumah, saya berusaha mengintip pohon itu. Tak ada kera putih disana. Saya balikkan badan membelakangi pohon itu. Lalu secepat kilat balik kanan melihat ke pohon sengon. Saya kalah cepat. Kera putih itu sudah bersembunyi. Dan hingga kini, saya tak pernah bisa melihatnya. Sampai akhirnya, pohon sengon itu ditebang. Yang kemudian saya tak lagi penasaran. Begitulah cerita masa kecil itu. Yang masih saja saya ingat. Apalagi ketika bertemu pohon sengon. Jangan-jangan ada kera putihnya juga. Tentu, banyak orang yang akan bilang, kalau kabar atau cerita kera putih di pohon sengon itu, sebagai berita hoax.

Beradaptasi AI

   - (Ditulis tanggal 23 Juli 2023) - Kenyataannya, Dewan Keamanan PBB menggelar sidang membahas pembatasan penggunaan AI pada senjata otonom. Ini adalah untuk pertama kalinya DK PBB memberikan respon atas perkembangan AI. Salah satunya dipicu adanya kekhawatiran, AI sulit membedakan obyek serangan, sehingga berakibat seperti anak kecil pun menjadi korban. Dan kekhawatiran atas kehancuran dahsyat lainnya. Bagaimana kelanjutannya? Bisa kita saksikan di hari-hari mendatang, yang tentu saja upaya DK PBB ini ada yang mencurigai sebagai upaya negara maju untuk menghambat negara-negara lain dalam pengembangan senjata, sementara negara maju tersebut diam-diam membuatnya. Bagaimana pun perkembangan AI telah menarik perhatian. Tidak lama lagi, AI akan mendisrupsi berbagai profesi, bahkan sebagiannya sudah terjadi. Pekerjaan-pekerjaan berbasis pikiran yang dulu dianggap sebagai yang aman dari disrupsi teknologi, sekarang sudah bisa digantikan oleh AI. Malah mungkin lebih bagus outputnya. Membuat

Patin Pengubah Mindset

   - (Ditulis tanggal 19 Juli  2023) - Kenyataannya, hingga akhir 2014, saya tidak suka dengan ikan patin. Apakah itu digoreng, dipepes atau dibakar. Sama saja. Lidah saya tidak cocok. Ketidaksukaan ini terjadi karena pengalaman ketika makan ikan patin di kota saya, yang rasanya seperti ada rasa lumpur. Pengalaman rasa lumpur ini terus melekat. Yang kemudian ketika melihat ikan patin bakar di Banua, pikiran saya langsung berkesimpulan: paling rasanya sama saja: rasa lumpur. Maka, pada waktu itu pilihan saya adalah haruan atau ikan laut. Sampailah pada peristiwa yang mampu mengubah segalanya. Akhir 2014, keluarga berlibur di Banua. Pada satu kesempatan, kami pergi ke Pantai Takisung. Hari sudah siang, waktunya makan siang. Masuklah kami ke satu warung. Kami kemudian memesan makanan menu bakar-bakar. Seperti biasa saya memesan haruan. Istri dan anak-anak memilih menu ikan lainnya, yang diantaranya patin bakar. Memang, kami biasa seperti itu. Memesan makanan dan minuman yang beragam. Sehi

Lari dari Algoritma?

   - (Ditulis tanggal 28 Juni 2023) - Membayangkan bagaimana lari nanti, rasanya sudah berat. Maka, ketika berangkat ke lokasi favorit pagi itu, hanya dengan niat jalan saja, tanpa lari. Setelah jalan kira-kira 20-30 menit, lanjut senam, peregangan dan push up. Alur itu sudah tergambar di benak saya, ketika sedang siap-siap. Memang, mensimulasikan rangkaian acara atau urutan apa yang akan disampaikan saat public speaking, menjadi hal penting. Setidaknya itu membuat kita merasa siap dan tahu medan. Meski simulasi itu hanya dilakukan di benak kita saja. Karena adakalanya, waktu yang sempit tak memberikan kesempatan pada kita untuk menulisnya. Setibanya di lokasi, rasa gengsi itu mencuat. Masak sudah rutin berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan lari, lantas kali ini menjadi lemah, hanya jalan saja. Rupanya semangat muda itu mampu mengalahkan jiwa pemalas. Lalu, lari menjadi pilihan. Nonstop. 30 menit. Dengan hanya melihat jam di HP. Tanpa aplikasi lagi. Karena semuanya sudah saya uninsta

Preferensi

     - (Ditulis tanggal 4 Juni 2023) - Bagaimanapun pilihan kita sangat tergantung pada narasi yang telah terbangun dalam pikiran kita. Dan kemudian yang kita lakukan adalah terus mencari pembenaran atas sesuatu yang telah kita pilih itu. Pilihan itu lalu menetap dan kokoh tak tergoyahkan oleh apapun yang meski selalu datang menyerang. Bahkan, kebenaran fakta dan data pun tak akan sanggup mengubahnya. Apalagi, jika preferensi itu dilandasi oleh ketidaksukaan pada pilihan lainnya. Seperti preferensi saya tentang kursi di pesawat. Pilihan pertama saya adalah kursi lorong. Narasi yang terbangun atas pilihan lorong ini tentu saja didasarkan pertimbangan dan pengalaman. Kursi lorong memudahkan saya untuk ke toilet tanpa mengganggu orang lain. Berada di kursi lorong juga membuat saya lebih cepat turun dari pesawat, apalagi jika posisinya di depan. Pengalaman juga kerap mengajarkan kelemahan atau kesulitan ketika saya duduk di kursi jendela. Memang, sebagian orang memilih kursi jendela agar b