Empat Kausa Aristoteles

  - (Ditulis tanggal 30 September 2023) -

Saya joging lagi. Di Siring. Pada hari kejepit itu. Start jam 5.50, finish 6.21. Tanpa jeda. Lalu saya berhenti di lokasi prasasti pembangunan Taman Siring. Yang ada tanda tangan Gubernur itu. Tercantum disitu tahun 2006.
Di tempat prasasti itu, saya senam. Peregangan. Yang keliru. Alias tidak tepat. Mestinya peregangan dilakukan sebelum lari. Tapi, itu sudah menjadi kebiasaan saya. Sebagaimana kebiasaan-kebiasaan lainnya. Yang mesti diubah. Seperti kebiasaan dalam menyerap belanja. Apa kebiasaan itu? Landai di awal, melonjak di akhir. Yang itu sekali lagi harus diubah. Agar lebih memberikan dampak optimal. Untuk itu kemudian, pemerintah terus berkreasi, berinovasi dan membuat inisiatif strategis untuk mendorong akselerasi belanja. Tidak saja itu, tapi sekaligus bagaimana mewujudkan sinergi fiskal yang lebih optimal. Tentu yang dimaksud adalah sinergi APBN dan APBD.
Untuk APBN, ditilik datanya, semakin kesini sudah terlihat progresnya. Realisasinya terus tumbuh, dengan persentase yang juga meningkat di semester pertama. Artinya, lonjakan di triwulan 4 juga semakin turun.
Bagaimana dengan APBD? Nampaknya masih tertinggal dari APBN. Gapnya bisa dibilang juga masih lebar. Bayangkan saja, jika sampai Agustus masih dibawah 50%. Maka, bisa dipastikan akan kembali terjadi penumpukan di triwulan 4, bahkan di Desember. Artinya, masih diperlukan extra effort untuk mendorong percepatan belanja. Artinya, menjadi kesempatan bagi pemerintah pusat untuk memainkan perannya dalam memotivasi daerah agar berbelanja lebih optimal.
Salah satu peran itu kemudian dilakukan oleh Kemenkeu. Yang diberi nama Regional Chief Economist alias RCE. Apa itu RCE?
Mari sejenak berziarah ke Yunani Antik. Ada seseorang cendekiawan yang bernama Aristoteles. Dia juga dikenal sebagai filosof. Murid dari Plato, yang Plato ini murid Socrates.
Ada satu teori yang dikembangkan Aristoteles untuk menjelaskan sesuatu. Teori Kausalitas. Begini.
Berabad-abad yang lalu, Aristoteles mengenalkan 4 kausa untuk menjelaskan kejadian dan realitas. Yaitu: kausa material, kausa formal, kausa efisien, dan kausa final.
Cincin kawin. Bahan dari dua pasang cincin kawin itu adalah emas. Ini yang disebut kausa material. Yakni sebab yang berbentuk bahan atas sesuatu.
Cincin kawin itu bermodel lingkaran dengan aksesoris batu safir. Model atau bentuk itu yang dinamakan kausa formal. Yaitu sebab berupa bentuk, model atau rumusan dari sesuatu.
Cincin kawin itu dibuat oleh pengrajin emas Martapura. Si pengrajin itu yang disebut kausa efisien. Yaitu sebab yang berupa subjek atau pelaku. Sebagai faktor yang menjalankan kejadian.
Sedangkan, kausa final adalah sebab berupa tujuan. Yang menjadikan arah kejadian atau tujuan penciptaan. Misalnya: tujuan dibuatnya cincin kawin itu adalah sebagai bukti ikatan atau komitmen sehidup semati hingga akhir.
Maka, ketika dihadapkan pada satu peristiwa atau fenomena atau sesuatu barang baru, dengan bantuan 4 kausa ini, kita dapat mengetahui esensi atas hal itu.
Contoh penjelasan 4 kausa pada benda fisik diatas, dapat diterapkan pada sesuatu yang metafisis atau abstrak. Seperti RCE. Berikut ini.

Kausa material dari RCE adalah data-data perekonomian, informasi kebijakan dan analisisnya.
Kausa formal RCE berupa laporan kajian fiskal, laporan Alco, forum komunikasi dan produk literasi.
Adapun kausa efisien RCE, yang merupakan subjek atau pelaku, tentu saja adalah unit-unit vertikal Kemenkeu yang dikoordinasikan oleh Kanwil DJPb.
Sedangkan, kausa final RCE adalah memberikan rekomendasi teknis dan kebijakan, khususnya kepada pemda dan instansi vertikal. Terkait peningkatan perekonomian daerah. Yang kemudian disebut sebagai Financial Advisor.
Saya lirik jam di HP. Hari masih terlalu pagi untuk kembali. Hanya saja, ada agenda yang mesti saya ikuti, sebagaimana agenda semalam. Saya bergegas. Menuju tempat dimana variasi karbo dan protein siap disantap. Untuk menggantikan kalori joging tadi.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi