Kosakata Kapital Dalam Arena

 - (Ditulis tanggal 4 November 2023) -  


Bila suatu konsep atau teori bisa diterangkan dengan penjelasan yang ringkas, simpel, rasional dan mudah dipahami, maka konsep atau teori itu bisa diyakini kebenarannya.
Berangkat dari pemikiran itu, kemudian para intelektual menciptakan istilah, kosakata dan variabel baru yang mewakili suatu penjelasan yang bisa panjang. Ada pula yang menciptakan indikator. Untuk memudahkan dalam pengukuran atau melihat progres suatu aktivitas. Pun dalam bentuk kode-kode yang berupa angka-angka, huruf atau kombinasinya.
Maka kemudian, kita mengenal istilah dan kosakata di dunia kedokteran, ekonomi, pertanian, dll. Termasuk di lingkungan pemerintahan. Yang bahkan di setiap departemen di pemerintahan itu punya istilah atau terminologi tersendiri lagi.
Munculnya istilah-istilah itu pasti diikuti dengan definisi atau pengertian atas istilah itu. Lebih gampangnya, silakan buka suatu peraturan. Disana di bab awal akan dimulai dengan bab pengertian atau definisi. Yang itu sangat diperlukan untuk memudahkan dalam rumusan klausul-klausul di dalam peraturan itu. Maupun untuk lebih meringkas suatu kalimat. Agar tidak bertele-tele.
Saya kira produksi istilah baru, kosakata baru merupakan dampak dari semakin kompleksnya kehidupan manusia. Yang itu berawal dari keinginan manusia yang terus berkembang. Yang tak pernah berhenti. Yang dari berkembangnya keinginan manusia itu lalu menciptakan dampak yang terus meluas.
Pun hal itu juga sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan. Yang jika dirunut juga berawal dari keinginan manusia. Keingintahuan manusia atas lingkungan kehidupannya dan tentu saja upaya manusia untuk melihat atau memprediksi masa depan, telah membawa kemajuan pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tentu saja perkembangan ilmu dan teknologi adalah berkat penelitian-penelitian yang dilakukan manusia. Yang penelitian itu bermula dari perkembangan pemikiran di dunia filsafat. Ada satu periode dimana seorang filsuf merumuskan pikirannya dengan apa yang disebut positivisme dan ada juga yang dinamakan fenomenologi.
Dari paham positivisme dan fenomenologi lahirlah metode ilmiah. Yang menjadi dasar mekanisme untuk mengetahui hal baru. Metode ilmiah ini menjadi semacam epistemologi, yaitu bagaimana pengetahuan itu diperoleh dan diyakini kebenarannya.
Berangkat dari penelitian ilmiah itu, munculah istilah dan kosakata baru untuk menyederhanakan suatu pengertian. Dengan istilah-istilah itu pula, seorang peneliti atau ilmuwan kemudian merumuskan konsep dan teorinya. Seperti teori arena. Yang dirumuskan Pierre Bourdieu.
Dalam teorinya Bourdieu mengenalkan beberapa konsep. Seperti habitus dan kapital. Begini penjelasannya.
Habitus. Meski bisa diartikan sebagai kebiasaan, tapi makna habitus melebihi arti kebiasaan itu. Ia semacam pola asuh, pola pendidikan, pola perilaku, benar salah, selera, latar kehidupan, dll, yang membentuk karakter, bakat, minat suatu individu dan kemudian mencirikan suatu kelompok atau kelas masyarakat. Habitus kelas elite, pasti berbeda dengan habitus kelas bawah.
Dari habitus itu kemudian seorang individu memperoleh apa yang disebut kapital atau modal untuk bisa bersaing dan eksis dan bahkan menang dalam suatu arena.
Soal kapital ini, Bourdieu membaginya menjadi 4 jenis: kapital budaya, kapital sosial, kapital ekonomi dan kapital simbolik. Masing-masing istilah ini tentu saja mewakili pengertian yang bisa panjang. Saya mencoba meringkasnya seperti ini. Agar mudah dipahami. Meski tidak terlalu pas dengan aslinya.
Kapital budaya. Kemampuan, kompetensi, pendidikan, gelar yang dimiliki oleh seorang individu. Termasuk juga nama almamater. Seorang yang bergelar dokter, doktor, apalagi lulusan Univ ternama, tentu akan lebih diperhitungkan dalam suatu persaingan. Inilah yang kemudian menjadi modal seseorang dan kenyataannya mereka-mereka memiliki karir yang bagus.
Kapital sosial. Lebih kepada hubungan atau relasi dengan pusat kekuasaan. Ini tentang kedekatan dan hubungan baik. Seseorang yang punya modal sosial, relatif memiliki karir yang lebih bagus. Karena ia dikenal oleh pusat pengambil keputusan.
Kapital ekonomi. Berupa uang, harta dan kekayaan. Tanpa contoh pun, konsep ini mudah untuk dipahami. Sangat klir. Dalam persaingan di setiap arena, orang kaya biasanya lebih memiliki keunggulan.
Kapital simbolik. Ini merupakan kekuatan seseorang karena simbol-simbol yang melekat padanya. Nama keluarga, keturunan penguasa, anak pesohor, umumnya memiliki previlege dibandingkan dari keluarga biasa.
Dengan mengetahui konsep kapital diatas, kita akan lebih mudah memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Mengapa seseorang yang berada di Kantor Pusat punya karir yang lebih bagus? Dengan mudah bisa dijelaskan dengan konsep kapital itu. Karena ia punya kapital sosial, selain tentunya punya modal budaya.
Bagi orang yang ingin memenang suatu arena, pengetahuan akan jenis-jenis kapital ini penting untuk dipahami. Modal apa yang sudah ia miliki, lalu medan atau arena yang bagaimana yang akan diterjuni, perlu untuk diidentifikasi agar mudah menentukan strategi. Penempatan kapital pada arena yang tepat perlu juga diperhatikan. Karena seringkali kita juga melihat meski sudah punya kapital, tetapi ketika arenanya tidak pas, maka yang terjadi adalah modal itu tidak lagi relevan.
Begitulah tentang konsep kapital. Yang notabene adalah istilah dalam ilmu sosial. Yang diciptakan oleh Bourdieu. Agar mudah dipahami. Dengan konsep ini pula kita mudah menjelaskan dan memahami peristiwa belakangan ini.

Populer

The Last Kasi Bank dan Manajemen Stakeholder

DAK Fisik dan Dana Desa, Mengapa Dialihkan Penyalurannya?

Menggagas Jabatan AR di KPPN

Setelah Full MPN G2, What Next KPPN?

Perbendaharaan Go Green

Everything you can imagine is real - Pablo Picasso

"Penajaman" Treasury Pada KPPN

Pengembangan Organisasi