Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Pepaya Madu

Gambar
  - (Ditulis tanggal 17 Juni 2022) - Makna kata "buah-buahan" sudah pasti berbeda dengan "mobil-mobilan" atau "uang-uangan." Yang pertama artinya beragam buah, yang kedua dan ketiga berarti tiruan atau bukan mobil atau bukan uang sebenarnya. Ahli gizi mengatakan atau buku-buku pelajaran sekolah menuliskan bahwa buah-buahan sangat bagus untuk dikonsumsi. Buah menjadi bagian dari "4 sehat 5 sempurna". Buah mengandung anti oksidan, banyak serat, berbagai vitamin, yang semuanya dibutuhkan oleh tubuh supaya tetap sehat. Kesimpulannya: buah itu sehat. Tak ada lagi perdebatan soal ini. Sesuatu yang sudah mutlak. Kalau pun ada yang ingin mendebat, ujung-ujungnya adalah debat kusir. Sebagaimana yang sering terjadi ketika semua pihak bertahan dengan ego masing-masing. Bahkan ketika terjadi debat kusir, "Bruaakk!" Meja terbelah. Sang Kuda naik pitam dan lepas kendali. Dua kusir tertunduk memegang cemeti. Begitulah. Absurd. Sebuah fiksi yang "

Pisang Srikaya

Gambar
 - (Ditulis tanggal 16 Juni 2022) - Ketika dulu ada PPKM, dimana warga dilarang berkegiatan yang mengundang kerumunan, harga pisang di kampung saya anjlok. Ini bisa dipahami. Setiap hajatan warga, tak lepas dari kebutuhan akan pisang. Sehingga saat tak ada lagi hajatan, kebutuhan terhadap pisang menurun. Ketika permintaan melemah, sedangkan stok melimpah maka harga pun turun. Maka, pada masa itu, pisang-pisang yang kami panen dari kebun, lebih banyak kami konsumsi sendiri. Digoreng, direbus, atau dibikin semacam "barongko" atau untuk campuran isi kolak. Sekarang, hajatan warga sudah kembali marak. Seiring kebutuhan pisang meningkat, harga pisang pun naik. Sebenarnya tak hanya buah pisang yang punya nilai ekonomi. Daun pisang pun bisa dijual dan menghasilkan duit. Ya tentu harganya tak pernah selangit harga dedaunan gelombang cinta atau jenmani kala itu. Tapi, ungkapan: "Mau bayar pake apa? Pake daun pisang?", barangkali sudah jadi kenyataan. Ada lagi jantung pisang.

Capaian Output

Gambar
 - (Ditulis tanggal 14 Juni 2022) - Di benak saya, capaian output itu menggambarkan output-output strategis yang dihasilkan dari pelaksanaan APBN. Seperti: pembangunan gedung, pemeliharaan jalan, pembangunan jembatan, bendungan, pengadaan alkes, perangkat IT, dll. Rabaan saya, semua ini berawal dari keinginan pemerintah, yang gampangnya termaktub dalam pertanyaan ini: apa saja sih yang sudah dihasilkan dari APBN kita ini? Berapa kilometer jalan yang sudah dibangun? Berapa bendungan yang telah dibangun? Berapa orang warga yang sudah menerima bansos? Dan seterusnya. Dengan adanya capaian output ini, tidak saja kita mengetahui trilyunan uang APBN yang sudah dikucurkan pemerintah, tetapi juga diperoleh informasi hasil kerja pemerintah selama ini. Kaitannya dengan hasil kerja ini, tentu yang layak diekspos adalah output-output strategis yang berimpact bagi perekonomian. Yang sebagian besar dihasilkan dari pelaksanaan belanja modal dan sebagiannya dari belanja barang serta belanja bansos. Ol

Ngemong

Gambar
 - (Ditulis tanggal 12 Juni 2022) -  Tema obrolan kami malam itu, lebih banyak porsinya tentang bagaimana menumbuhkan ikatan batin antar pegawai, terutama hubungan antar generasi. Satu hal yang bisa saya simpulkan: ikuti apa kemauan anak-anak muda itu. Apa seleranya, mainannya atau tempat yang mereka senangi? Artinya: kaum senior hendaknya bersikap demokratis. Kesimpulan itu saya ambil dari saripati pengalaman seorang senior yang jago dalam interpersonal communication. Memang tidak semua orang bisa melakukan itu. Dibutuhkan kebesaran hati, ngalah, rendah hati dan ikhlas. Atau istilahnya bisa "ngemong". Yang kadang ngemong ini tidak hanya dilakukan oleh senior kepada yunior, oleh atasan kepada bawahan, tapi kerap juga dilakukan oleh bawahan kepada atasan, atau oleh yunior kepada senior. Tentunya, dengan perkembangan jaman dan adanya celah generasi ini, yang ngemong mestinya kaum senior. Dan salah satu tanda senior itu bisa ngemong para yunior adalah kesediaan dan kelegaan hat

Mengejar Target

Gambar
 -  (Ditulis tanggal 5 Juni 2022) - Tersisa kurang dari satu bulan dari sekarang, kita akan segera melewati periode triwulan II atau semester I 2022. Ada beberapa target yang perlu diraih sampai dengan triwulan II ini. Khususnya bagi satker K/L, melihat angka realisasi belanja saat ini, mesti dilakukan untuk mengevaluasi apakah sudah tercapai target penyerapan anggaran. Atau kalau memang belum dan pasti belum teraih, masih kurang berapa persen lagi yang harus direalisasikan. Atau jika dinominalkan, berapa miliar atau juta lagi yang harus dibelanjakan untuk mewujudkan target itu, dalam waktu sampai dengan akhir Juni. Sesuai reformulasi IKPA, target realisasi belanja ditetapkan setiap triwulan untuk masing-masing jenis belanja. Pada triwulan II, target penyerapan belanja pegawai 50%, belanja barang 50%, belanja modal 40% dan belanja bantuan sosial 50%. Setelah menghitung nominal anggaran yang mesti direalisasikan untuk sampai pada target, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi tagih

Andai Semua Das Des Sat Set

Gambar
 - (ditulis tanggal 11 Juni 2022) - Nampaknya mengejar target realisasi penyerapan anggaran triwulan II ini akan menghadapi tantangan. Terutama untuk belanja modal, yang sesuai reformulasi IKPA, target di triwulan II ditetapkan 40%. Hampir setiap tahun tantangan penyerapan belanja modal ini selalu berulang. Tak saja pada belanja modal yang ada di satker K/L, termasuk DAK fisik -yang notabene merupakan belanja modal- juga menghadapi persoalan yang sama. Artinya, baik di satker K/L maupun pemda, masalah lambatnya penyerapan belanja modal sudah merupakan hal yang klise. Atau jangan-jangan memang sudah menjadi nature-nya belanja modal. Setiap tahun pola penyerapannya selalu ajeg. Selalu landai di awal, lalu melonjak di periode triwulan IV, jika digambarkan dalam satu grafik. Padahal, semua sudah sepakat, semakin cepat realisasi semakin baik. Alias, jika kegiatan belanja modal itu cepat dilaksanakan dan cepat selesai, tentu outputnya yang berupa infrastruktur bisa segera dimanfaatkan oleh

Simbiosis Senior-Yunior

Gambar
 --(Ditulis tanggal 4 Juni 2022)-- Cerita film Top Gun baru-baru ini bisa merefleksikan kondisi lingkungan kerja. Terutama pada bagian bagaimana membangun tim yang kompak antara generasi senior dengan para yunior. Kuncinya, tim solid beda generasi itu mesti dibangun berdasar pondasi kompetensi dan kemampuan setiap elemen tim. Istilahnya, simbiosis mutualisme. Bukan sebagiannya menjadi parasit. Kompetensi itu tidak harus sama dan pasti berbeda. Seorang senior, rasanya sulit menyamai kegesitan dan kemampuan para yunior di bidang teknologi. Tapi, biasanya yang senior lebih kaya akan pengalaman. Ibaratnya, senior sudah beberapa kali naik pangkat, puluhan kali KGB, dan telah sekian kali beradaptasi dengan lingkungan, pimpinan dan tugas-tugas baru. Sepatutnya, pengalaman-pengalaman itu menjadi value atau nilai lebih bagi para senior. Berkat banyaknya pengalaman dan didukung wawasan yang luas, seorang senior seyogyanya mampu menjadi visioner, yang bisa memprediksi segala kemungkinan yang terj